Sufmi Dasco Minta Polri Tangkap 5 WNI Yang Disebut Fasilitator Keuangan ISIS

Laporan: Samsudin
Rabu, 11 Mei 2022 | 12:55 WIB
Pimpinan DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad/SinPo.id
Pimpinan DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad/SinPo.id

SinPo.id - Sebanyak lima warga negara Indonesia (WNI) menjadi fasilitator Keuangan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Amerika Serikat. Adapun dua di antaranya telah dihukum. Terhadap kelima orang ini, Polri mengaku Densus akan mengamati mereka.

Terkait kelima WNI, Pimpinan DPR RI Sufmi Dasco Ahmad turut buka suara. Menurut dia, tindakan untuk mendukung terorisme tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.

“Berantas terorisme harga mati. Terorisme dalam bentuk apapun itu harus kita perangi,” ungkap Dasco saat ditemui di gedung parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (11/5).

Oleh karena itu, lanjut Ketua Harian DPP Gerindra itu, pihaknya meminta polri untuk berkoordinasi dengan kementerian maupun lembaga terkait untuk kemudian memvalidkan info tersebut.

“Dan kalau memang benar-benar valid ada warga Indonesia yang terlibat tindak pidana terorisme, jangan ragu ragu untuk ditindak dan ditangkap,” demikian Dasco.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, dua dari dari lima WNI tersebut sudah dihukum. Sementara tiga lainnya juga diduga berada di Suriah.

"Yang diproses hukum di Indonesia oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ada dua," katanya.

Dedi menuturkan keduanya ialah Ari Kardian dan Rudi Heryadi. Ari kasusnya memfasilitasi pengiriman orang ke Syria.

"Ari Kardian sudah bebas. Ari dua kali diproses hukum, hukumannya pertama dan kedua selama tiga tahun (penjara), " ujar jenderal bintang dua itu.
 
Sedangkan Rudi baru bebas atas vonis tiga tahun enam bulan penjara pada 2019. Rudi merupakan deportan dari Syria.

Sementara itu, dua perempuan atas nama Dwi Dahlia dan Dini Ramadhani diyakini tengah berada di Syria. Hal itu diketahui dari dokumen perjalanan.

Terakhir, Muhammad Dandi Adhiguna. Menurut Dedi, Dandi juga diduga berada di Syria. Dugaan itu muncul berdasarkan keterangan ayahnya.

"Densus 88 sudah melaksanakan pemantauan lima WNI tersebut. Khusus yang diduga masih berada di Luar negeri akan dikomunikasikan antara Hubinter NCB dengan Interpol di negara-negara yang diduga tempat WNI tersebut," ucap Dedi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI