Picu Konflik Di NTB, Polisi Didesak Segera Usut Pembakaran 6 Rumah Warga

Laporan: Azhar Ferdian
Rabu, 11 Mei 2022 | 05:56 WIB
Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

SinPo.id - Koordinator Divisi Advokasi Sobat Solidaritas Korban Tindak Kekerasan Beragama dan Berkepercayaan (Sobat KBB), Usama Ahmad Rizal meminta kepolisian memproses pelaku pembakaran enam rumah warga di Desa Mareje NTB yang memicu konflik di kawasan itu beberapa hari lalu.

"Mendesak pihak kepolisian untuk memberikan perlindungan dan keamanan kepada korban. Serta memberikan kepastian hukum dengan memproses pelaku pembakaran atau perusakan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku," kata Usama dalam keterangan resminya, Selasa (10/5).

Diketahui, konflik di Desa Mareje bermula saat malam takbiran 1 Mei 2022 lalu. Saat itu, beberapa orang yang tengah pawai takbiran melempari salah satu rumah warga dengan petasan. Warga yang rumahnya dilempar petasan menegur pelaku. Pelaku tidak terima dan korban dikeroyok pada saat itu.

Imbas kejadian tersebut, enam rumah di Desa Majene pada 3 Mei 2022 malam dibakar. Karena insiden itu, puluhan warga melarikan diri ke hutan. Peristiwa itu membuat ratusan warga harus mengungsi dari rumahnya.

Kodam Siliwangi TNI Buka Suara soal Motor Dinas Berbahan Bakar Air
Pada 4 Mei 2022 lalu, ratusan warga di desa Mareje diungsikan oleh Polda NTB ke gedung Polda NTB dan Polsek Lombok Barat. Beberapa di antaranya masih ada yang bertahan di hutan.

Melihat kejadian itu, Usama mendesak agar pemerintah setempat memenuhi hak-hak korban. Seperti membangun kembali rumah yang rusak dan menyembuhkan trauma para korban.

Ia juga mendorong agar perjanjian damai antar tokoh agama di wilayah itu bisa direalisasikan dalam waktu cepat. Hal ini agar memberi keadilan bagi semua yang terdampak.

"Konflik merupakan keniscayaan dari keberagaman, tapi akan menyakiti siapapun jika tidak dikelola dengan baik. Konflik mengajarkan kita bagaimana cara membangun mekanisme penyelesaian secara adil di tingkat masyarakat," kata dia.

Dikutip dari laman resmi Polres Lombok Timur, Kapolres Lombok Barat, AKBP Wirasto Adi Nugroho mengatakan warga telah melakukan mediasi atas insiden tersebut pada Rabu (4/5).

Sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah Pihak tersebut, masyarakat di Desa Mareje sepakat untuk berdamai dan kembali hidup rukun seperti biasanya

"Dengan upaya pertemuan ini kami ucapkan terimakasih kepada tokoh masyarakat Sekotong, para tokoh agama dan seluruh masyarakat yang besar harapannya ingin menyelesaikan permasalahan, serta dengan pertemuan Mediasi ini bahwa permasalahan dianggap telah selesai dan berdamai," ungkap Adi.sinpo

Komentar: