Ketua KPK: Pendidikan Sebagai Elemen Penting Berantas Korupsi
SinPo.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memandang pendidikan sebagai elemen yang sangat penting untuk mengakselerasi upaya pemberantasan korupsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karena itu KPK mengedepankan pendidikan sebagai salah satu "national interest" dalam peta jalan (roadmap) pemberantasan korupsi 2022-2045.
"Pada tahun 2045 akan menjadi tahun penting karena tahun tersebut Indonesia akan menjadi lima kekuatan ekonomi dunia dengan syarat Indonesia harus bersih dari korupsi," kata Firli dalam keterangannya memperingati Hari Pendidikan Nasional, yang diterima di Jakarta, Rabu (4/5).
Firli mengatakan pendidikan merupakan fondasi dasar dalam membentuk integritas anak-anak sehingga mampu membangun jiwa antikorupsi sejak dini.
Oleh karena itu, lanjut Firli, rencana strategi pemberantasan korupsi KPK pada 2019-2024 menempatkan pendidikan sebagai strategi pertama dari trisula pemberantasan korupsi di NKRI di mana menjadi salah satu hal yang fundamental di samping pencegahan dan penindakan yang merupakan "core business" KPK.
Firli menambahkan, KPK telah memasukkan unsur serta nilai nilai pendidikan antikorupsi melalui jejaring pendidikan formal hingga nonformal mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
"Agar terbentuk paradigma baru dalam memandang korupsi bukan hal biasa, apalagi dianggap sebagai budaya atau warisan kultur bangsa," ujar Firli.
Melalui strategi pendidikan, KPK ingin membangun budaya dan peradaban bangsa Indonesia, yaitu budaya dan peradaban antikorupsi.
"Unsur serta nilai-nilai antikorupsi yang ditanamkan ke dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, insyaallah akan membentuk 'mindset' dan budaya antikorupsi yang lambat laun menjadi peradaban generasi penerus bangsa di republik ini. Kita semua berharap budaya antikorupsi secepatnya membumi di bumi pertiwi," ungkapnya.
Firli sependapat bahwa Ki Hadjar Dewantara telah memberikan banyak teladan akan pentingnya pendidikan sebagai dasar bagi kehidupan dan kemajuan bangsa.
"Benar kata tokoh sekaligus pahlawan pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara, 'Tak ada hukuman yang lebih menyedihkan dari terpenjara kebodohan'. Kebodohan adalah pangkal kemiskinan yang sangat erat kaitannya dengan kemaksiatan atau kebatilan. Hanya pendidikanlah, hal-hal buruk tersebut dapat diberantas tuntas sampai ke akar-akarnya," pungkasnya.

