China Kembali Desak Amerika Cabut Pembekuan Ilegal Aset Afganistan

Laporan: Samsudin
Kamis, 28 April 2022 | 10:05 WIB
Rakyat Afghanistan eksodus usai Taliban menduduki negara tersebut/net
Rakyat Afghanistan eksodus usai Taliban menduduki negara tersebut/net

SinPo.id -  Amerika Serikat (AS) tidak layak berbicara tentang demokrasi dan hak asasi manusia. Apa yang harus dilakukan AS adalah segera mencabut pembekuan ilegal atas aset bank sentral Afganistan.

Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin, belum lama ini. Wang membuat pernyataan tersebut dalam jumpa pers reguler sebagai respons atas pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (25/4) oleh 14 pakar hak asasi manusia independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pernyataan itu seperti dikutip dari Xinhua News, Kamis (28/4) menyalahkan pemerintah AS karena telah memperburuk kehidupan kaum perempuan Afganistan dengan membekukan aset Afganistan senilai miliaran dolar AS.

Invasi AS selama 20 tahun terhadap Afganistan telah merenggut nyawa 174.000 warga Afganistan, termasuk lebih dari 30.000 warga sipil. Invasi itu mengubah hampir sepertiga warga Afganistan menjadi pengungsi, dan lebih dari separuh warga Afganistan mengalami kelaparan ekstrem selama periode tersebut, menyebabkan bencana kemanusiaan yang luar biasa, ujar Wang.

AS menghancurkan sebuah negara dan menyia-nyiakan masa depan satu generasi. Pada akhirnya, AS tidak hanya menghindar, tetapi juga merenggut dana yang menjadi sandaran rakyat Afganistan untuk kelangsungan hidup mereka. Hal tersebut jelas mengungkap kebiadaban dan kekejaman dari apa yang disebut tatanan internasional berlandaskan aturan AS, kata juru bicara itu.

"Yang harus dilakukan AS adalah segera mencabut pembekuan ilegal atas aset bank sentral Afganistan, meminta maaf, dan memberikan kompensasi kepada rakyat Afganistan atas kerugian mereka selama 20 tahun, serta menyeret para pembunuh rakyat Afganistan ke pengadilan," ujar Wang lebih lanjut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI