Ade Yasin Terjaring OTT KPK Mengagetkan! Senin Larang ASN Terima Gratifikasi, Rabu Ditangkap Rasuah

Laporan: Samsudin
Rabu, 27 April 2022 | 17:33 WIB
Bupati Bogor, Ade Yasin/net
Bupati Bogor, Ade Yasin/net

SinPo.id - Operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjerat Bupati Bogor, Ade Yasin menjadi ironi tersendiri. Betapa tidak, pada Senin sebelumnya, Ade Yasin menerbitkan Surat Edaran (SE).

SE itu terkait larangan bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk menerima gratifikasi Lebaran 2022.

Dalam SE nomor 700/547-Inspektorat tersebut mengatur setiap ASN, pimpinan, dan karyawan BUMD dilarang melakukan permintaan, pemberian, serta penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan atau kewenangannya berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah atau pandemi Covid-19.

Selang sehari kemudian, tepatnya Rabu (27/4) ini, Ade Yasin malah terjerat OTT rasuah. Dalam OTT ini, KPK menyebutkan turut mengamankan sejumlah uang dan sejumlah pihak.

"Kegiatan tangkap tangan ini dilakukan karena ada dugaan tindak pidana korupsi pemberian dan penerimaan suap," ucap Plt juru bicara KPK, Ali Fikri, Rabu (27/4).

Ridwan Kamil hingga Bima Arya kaget

Penangkapan Ade Yasin membuat Walikota Bogor, Bima Arya ikut kaget mendengar kabar tersebut.

"Saya sangat kaget. Kok terjadi lagi, di daerah Bogor pula," kata Bima saat dimintai tanggapan, Rabu (27/4/2022).

Bima kemudian menggelar pertemuan dengan para jajarannya. Dalam pertemuan itu, dia mengingatkan mereka agar konsisten terhadap sistem yang telah dibangun.

"Tadi kami kumpul dengan Sekda dan para Kepala Dinas, saya sampaikan harus saling mengingatkan dan betul-betul konsisten terhadap sistem dan kultur yang sudah kita bangun bersama," jelasnya.

Rasa kaget juga disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Saya juga sangat kaget, tadi pagi baca berita OTT (Bupati Bogor Ade Yasin) oleh KPK. Kami juga belum tahu perkaranya apa," kata dia.

Dia menyebut sudah sering mengingatkan bupati dan wali kota di Jawa Barat untuk tidak melakukan tindakan korupsi, suap, dan lainnya. Ia juga mengatakan pemimpin harus memiliki tiga hal, yakni integritas, melayani sepenuh hati, dan profesional.

"Berkali saya ingatkan, termasuk saat melantik Walikota Bandung beberapa waktu lalu. Integritas, melayani sepenuh hati, dan profesional itu penting. Jika integritas patah, tentu sangat memprihatinkan," tandasnya.sinpo

Komentar: