Mengerikan! Bentrokan Antarsuku Di Darfur Sudan Tewaskan 168 Korban

Laporan: Samsudin
Senin, 25 April 2022 | 17:18 WIB
Warga mengungsi di desa Masteri di Darfur barat, Sudan/File/AP
Warga mengungsi di desa Masteri di Darfur barat, Sudan/File/AP

SinPo.id - Sedikitnya 168 orang tewas dan 98 lainnya cedera dalam bentrokan antar-suku di kota Kreinik, Darfur barat, Sudan, kata juru bicara kelompok pengungsi, Minggu (24/4). Kekerasan itu adalah yang terbaru di wilayah dengan banyak konflik ini.

Juru bicara Koordinasi Umum untuk Pengungsi di Darfur, Adam Regal mengatakan, bentrokan pertama kali meletus pada Kamis dengan pembunuhan dua orang oleh penyerang tak dikenal di Kreinik, sekitar 30 km (18 mil) timur Genena, ibu kota provinsi Darfur Barat.

Bentrokan kemudian mencapai Genena, di mana kelompok-kelompok bersenjata menyerang orang-orang yang terluka saat mereka dirawat di rumah sakit utama kota itu, menurut Salah Saleh, seorang dokter dan mantan direktur medis di rumah sakit tersebut.

Gambar yang diposting online pada hari Minggu menunjukkan rumah-rumah yang terbakar dengan gumpalan asap hitam tebal ke langit. Sementara gambar lain gubuk-gubuk yang masih kokoh sebelum dibakar.

Komite Palang Merah Internasional meminta pihak berwenang untuk memastikan evakuasi yang aman bagi mereka yang terluka ke rumah sakit. Pada hari Minggu, kelompok bantuan menuduh milisi yang didukung pemerintah yang dikenal sebagai Janjaweed mendalangi serangan terbaru.

 Kelompok bersenjata terutama dari etnis Arab populer pada awal 2000-an karena perannya dalam penindasan pemberontakan etnis minoritas di Darfur. Banyak dari anggotanya sejak itu telah diintegrasikan ke dalam Pasukan Gerak Cepat yang ditakuti.

Pasukan itu dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, wakil pemimpin de facto Sudan, menurut kelompok-kelompok hak asasi.

Regal mengatakan kelompok bersenjata itu dalam beberapa pekan terakhir "melakukan pembunuhan, pembakaran, penjarahan, dan penyiksaan tanpa ampun".

Konflik yang meletus pada tahun 2003 mengadu pemberontak etnis minoritas yang mengeluhkan diskriminasi terhadap pemerintahan Presiden Omar al-Bashir yang didominasi Arab.

Pemerintah Al-Bashir menanggapi dengan melepaskan Janjaweed, yang sebagian besar direkrut dari suku-suku penggembala Arab, yang dipersalahkan atas kekejaman termasuk pembunuhan, pemerkosaan, penjarahan dan pembakaran desa.

Konflik tersebut menewaskan 300.000 orang dan membuat 2,5 juta orang mengungsi, menurut angka PBB.

Pertempuran skala besar telah mereda di sebagian besar Darfur, tetapi wilayah itu tetap dibanjiri senjata, dan pertempuran sering meletus karena akses ke padang rumput atau air.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI