Neraka Di Ukraina! Tidak Ada Lagi Tempat Aman Untuk Bersembunyi
SinPo.id - Rusia meluncurkan serangan darat skala penuh untuk menguasai timur Ukraina, menurut pihak berwenang di Kiev, dengan ledakan dilaporkan di sepanjang garis depan.
Salah seorang pejabat lokal menggambarkan situasi di lokasi seperti "neraka" di tengah "pertempuran terus-menerus".
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan Rusia telah memulai pertempuran di Ukraina timur termasuk Donbas, Senin (18/4). Aksi itu pun disebut pihak Ukraina bahwa perang mulai masuk fase dua.
Ia juga mengatakan sebagian besar militer Rusia berfokus ke serangan itu dan menggempur ke semua arah.
"Kami sekarang bisa mengatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran Donbas, yang telah mereka persiapkan sejak lama," kata Zelensky dalam pesan video, Senin (18/4), dikutip dari Aljazeera.
"Tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang mereka kirim ke sana, kami akan berjuang. Kami akan membela diri kami," katanya lagi.
Kepala Staf Zelenskiy, Andriy Yermak, menyebut serangan Rusia di Donbas sebagai fase kedua perang. Ia juga menegaskan pasukan Ukraina akan terus bertahan melawan serangan ini.
"Percayalah kepada militer kita, [mereka] sangat kuat."
Setelah serangan berlangsung, militer Ukraina melaporkan peningkatan serangan di wilayah Luhansk dan Donetsk – keduanya merupakan bagian dari Donbas – serta di daerah Zaporizhzhia.
“Pagi ini, hampir di seluruh garis depan wilayah Donetsk, Luhansk dan Kharkiv, para penjajah berusaha menerobos pertahanan kami,” sebut Oleksiy Danilov, sekretaris dewan keamanan nasional Ukraina, seperti dikutip media Ukraina pada hari Senin.
“Untungnya, militer kita bertahan. Mereka hanya melewati dua kota. Ini Kreminna dan kota kecil lainnya.”
Dia menambahkan: “Kami tidak menyerahkan wilayah kami.”
Seperti Neraka
Seorang pejabat militer Ukraina melaporkan "pertempuran terus-menerus" di beberapa kota di Luhansk dan mengatakan pertempuran jalanan telah dimulai di Kreminna, membuat evakuasi tidak mungkin dilakukan.
“Ini neraka. Serangan telah dimulai, yang telah kita bicarakan selama berminggu-minggu,” kata Serhiy Hadai, administrator militer regional untuk Luhansk, dalam unggahnya di Facebook.
“Ada pertempuran terus-menerus di Rubizhne dan Popasna, pertempuran di kota-kota damai lainnya.”
Di Kreminna, tembakan artileri berat membakar tujuh bangunan tempat tinggal dan menargetkan kompleks olahraga tempat tim Olimpiade negara itu berlatih, katanya, kepada televisi Ukraina kemudian bahwa Rusia mengambil alih kota itu setelah "meratakan semuanya dengan tanah".
“Tentara Rusia telah masuk ke sana, dengan sejumlah besar perangkat keras militer … Pembela kami telah mundur ke posisi baru,” tambahnya.
Media Ukraina juga melaporkan serangkaian ledakan, bahkan beberapanya sangat kuat terjadi di sepanjang garis depan di wilayah Donetsk, dengan penembakan terjadi di Marinka, Sloviansk dan Kramatorsk.
Pejabat lokal Ukraina dan media lokal mengatakan ledakan tambahan terdengar di Kharkiv di timur laut Ukraina, Mykolaiv di selatan dan Zaporizhzhia di tenggara.
Tidak ada tempat yang aman
Rusia telah mengklaim kendali atas kota strategis itu, tetapi para pejabat Ukraina mengatakan kota itu masih diperebutkan, dengan ratusan pejuang Ukraina bersembunyi di pabrik baja Azovstal bertahan melawan pasukan penyerang.
Dewan kota Mariupol mengatakan setidaknya 1.000 warga sipil juga bersembunyi di tempat perlindungan bawah tanah di bawah pabrik baja yang luas.
Denys Prokopenko, komandan Resimen Azov dari Pengawal Nasional Ukraina, mengatakan dalam sebuah pesan video bahwa Rusia telah mulai menjatuhkan bom penghancur bunker di pabrik tersebut.
Di tempat lain di Ukraina, pasukan Rusia melanjutkan penembakan dan serangan rudal, menewaskan sedikitnya tiga orang di kota kedua Ukraina Kharkiv dan tujuh lainnya di kota Lviv di bagian barat jauh.
Serangan di Lviv menghantam tiga fasilitas infrastruktur militer dan sebuah toko mobil, menurut gubernur wilayah itu, Maksym Kozytskyy.
Dia mengatakan yang terluka termasuk seorang anak.

