Rocky Gerung: Kalau Wiranto Turun Tangan, Itu artinya Pemerintah Cemas Luar Biasa

Laporan: Farez
Sabtu, 09 April 2022 | 22:06 WIB
Rocky Gerung/Net
Rocky Gerung/Net

SinPo.id - Turun tangannya Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Wiranto menyikapi rencana aksi mahasiswa 11 April 2022 menuai spekulasi politik. 

Bagaimana tidak, mantan Panglima ABRI era Orde Baru Soeharto itu dinilai sebagai figur yang selalu hadir saat situasi negara sedang genting. Wiranto, sebagaimana tercatat dalam sejarah memiliki andil dalam upaya-upaya meredam gelombang aksi saat Soeharto berkuasa. 

"Jadi kalau Pak Wiranto ngumpulin mahasiswa itu ya bisa kita tahulah reputasi Pak Wiranto dari zaman awal yang dianggap sebagai orang selalu paham cara untuk bukan memecahbelah sebetulnya, membuat kaum counter issue. Itu kan Pak Wiranto punya keahlian itu," kata Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Rocky Gerung dalam wawancara ekslusif di Kanal Youtube Rocky Gerung Official bertajuk "Mahasiswa Bergerak! Istana Cari Kambing Hitam" yang diposting beberapa jam lalu, Sabtu (9/4). 

"Termasuk dulu tiba-tiba ada Pam Swakarsa berhadapan dengan mahasiswa, mahasiswa bingung dari mana ini. Jadi, reputasi Pak Wiranto.. pada waktu 1998 dicatat oleh sejarah," imbuh dia. 

Namun demikian, Rocky Gerung menyatakan bahwa Wiranto sebetulnya berhak untuk melakukan counter issue untuk mengamankan Pemeirntah yang sedang berkuasa. Sebab, dia adalah aparat presiden. 

"Yang jadi mengejutkan adalah akhirnya Wiranto turun tangan, kan selama ini yang ngoceh-ngoceh kan yaa... begitu sampai ke Pak Moeldoko enggak berhasil juga membujuk mahasiswa, akhirnya Wiranto," tuturnya. 

"Nah kalau Wiranto turun tangan itu artinya ada kecemasan luar biasa itu. Dipanggil lagi jagoannya akhirnya datang gitu," sambungnya. 

Tetapi, kata Rocky Gerung, zaman sudah berubah dan Wiranto seharusnya memahami hal itu. 

Bahwa apabila mahasiswa dipanggil untuk menghadap Wiranto dalam hal ini kelompok mahasiswa yang menamakan diri BEM Nusantara dan mengklaim akan mengurungkan aksi, itu pun diyakini belum final alias masih bisa membelot dari Wiranto. 

"BEM Nusantara yang memang seringkali kita tahu dibiayai oleh kekuasaan," cetusnya. 

Pasalnya, masih kata Rocky Gerung, BEM Nusantara ini juga tidak berani menunjukkan "wajahnya" di hadapan publik. 

"Begitu muncul di TV pulang ke rumah, ya dijewer sama emaknya tuh. Emak-emak bilang ngapain lu ada di Istana, teman-teman gua ada di jalan. Jadi, enggak bisa itu," katanya. 

"Jadi, BEM Nusantara juga jadi pragmatis kan. Karena dia lebih takut pada emak-emak yang menyuruh dia berdemonstrasi dengan teman-temannya daripada ngikutin konferensi pers di Istana," sambungnya. 

Menurut Rocky Gerung, begitu mahasiswa di Istana konferensi pers semua orang itu secara otomatis akan menganggap "pulangnya" pakai "amplop", dan itu sudah pasti. BEM Nusantara sendiri diyakininya akan memikirkan konsekuensi itu. 

"Itu buruknya tuh. Tapi udah, sejarah selalu gitu, ada aja pengkhianat. Tapi saya percaya bahwa bahkan BEM Nusantara mungkin 24 Jam ke depan akan berbalik arah tuh, karena dia akan malu ketahuan bawa amplop, ngapain tuh? Sementara emak-emaknya itu menganggap anda itu anak gue perjuangan itu di jalan bukan di Istana," pungkasnya.sinpo

Komentar: