Google Doodle Hari Ini Tampilkan Sosok Jurnalis Perempuan Indonesia, Siapakah Dia?

SinPo.id - Hari ini di Google Doodle menampilkan tiga gambar sosok perempuan yang sedang mengenakan baju toga, kemudian mengenakan kebaya dengan mendekap koran dan yang terakhir terlihat perempuan tua yang sedang menulis.
Menurut penelusuran SinPo.id, sosok tersebut bernama Siti Latifah Herawati Diah. Dia dikenal sebagai wartawan perempuan sekaligus pejuang pers nasional. Google Doodle memilih Herawati ditampilkan untuk memperingati hari kelahirannya yang bertepatan pada hari ini, tanggal 3 April.
Sepak terjang sosok perempuan yang lahir pada 1917 silam itu tidak diragukan lagi di dunia jurnalistik tanah air dari zaman penjajahan hingga era reformasi.
Melansir dari Wikipedia, Siti Latifah Herawati Diah lahir di Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dia adalah putri dari pasangan Raden Latip, seorang dokter yang bekerja di Biliton Maatschappij, dan Siti ALimah.
Herawati berkesempatan memiliki gelar sekolah tinggi, dari Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta dan juga bersekolah di American High School Tokyo. Atas dorongan ibunya, Herawati berangkat ke Ameria Serikat untuk belajar sosiologi di Bernard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, pada tahun 1942 Herawati kembali ke Indonesia dan menjadi reporter di kantor berita United Press International (UPI). Inilah karir pertamanya menjadi seorang jurnalis.
Kemudian, Herawati bergabung lagi sebagai penyiar di radio Hosokyoku, lalu menikah dengan BM Diah, yang saat itu bekerja di Koran Asia Raya. Pada 1 Oktober 1945, bersama sang suami, Herawati mendirikan dan mengembangkan Harian Merdeka.
Pada 1955, dia turut mendirikan The Indonesian Observer, surat kabar berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung.
Dia menggunakan koneksi diplomatiknya untuk melindungi monumen budaya Indonesia dengan memimpin upaya untuk mendeklarasikan Kompleks Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Di masa senjanya, Herawati, lebih aktif bermain bridge setidaknya 2 kali seminggu. Karena menurutnya bermain brige mampu menghindarinya dari pikun.
Karena penyakit osteoporosis yang dideritanya, membuat Siti Latifah Herawati, bergabung dengan Klub Osteoporosis di Senayan. Setiap Sabtu puku 6 pagi dia selalu datang ke senayan untuk mengikuti program yang diadakan klub tersebut.
Herawati tutup usia pada 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, dalam usia 99 tahun. Menurut Google, tampilnya Herawati di Google Doodle hari ini merayakan warisan Herawati dan jalan yang dia buka untuk perempuan di Indonesia.
HUKUM 9 hours ago
POLITIK 1 day ago
OLAHRAGA 1 day ago
BUDAYA 2 days ago
GALERI 2 days ago
PERISTIWA 1 day ago
BUDAYA 15 hours ago
PERISTIWA 1 day ago