Frasa Madrasah Nihil Di Draft Revisi RUU Sisdiknas, Cak Imin Bilang Begini

Laporan: Ari Harahap
Rabu, 30 Maret 2022 | 17:09 WIB
Muhaimin Iskandar/net
Muhaimin Iskandar/net

SinPo.id -  Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperbarui draft revisi Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas). 

Pasalnya, draft revisi RUU Sisdiknas banyak menuai komentar negatif usai frasa madrasah tidak dapat ditemui di dalamnya. 

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan, dalam Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, jelas disebutkan frasa madrasah di Pasal 17 Ayat (2). Sementara draf RUU Sisdiknas hanya mengatur tentang Pendidikan Keagamaan dalam pasal 32.

Padahal, menurut Cak Imin berdirinya madrasah tak lepas dari jasa para ulama saat mendirikan NKRI.

”Negara ini lahir atas jasa besar para ulama dan kalangan yang melahirkan Resolusi Jihad hingga menghasilkan kemerdekaan. Bahkan jauh sebelum negeri ini lahir, ulama dan pesantren sudah berperan besar dalam membangun bangsa dan peradaban di Bumi Nusantara ini,” kata Cak Imin kepada wartawan, Rabu (30/3).

Cak Imin menjelaskan, madrasah selama ini telah terbukti berhasil mencetak banyak sumber daya manusia yang unggul. 

"Apa urgensinya mencoret frasa madrasah? Ada agenda apa di balik pencoretan ini, kalau sebelumnya ada kok sekarang tidak ada? Hal-hal seperti ini jangan dianggap sepele karena ini sama dengan kesengajaan untuk melupakan jasa ulama dan pesantren,” jelasnya.

Ketua Umum PKB itu menegaskan, UU Sisdiknas jelas memiliki peran signifikan dalam dunia pendidikan di Tanah Air. Jika frasa madrasah dihilangkan, bisa jadi ke depan generasi muda bangsa ini tidak kenal lagi dengan istilah madrasah.

”Kalau istilah madrasah saja tidak dikenal lagi nantinya, apalagi sejarahnya,” tegasnya.

Oleh karena itu, Cak Imin mengimbau Kemendikbudristek segera merevisi draf tersebut. Serta memasukkan kembali frasa madrasah di dalamnya.

“Berapa banyak jumlah madrasah di Tanah Air. Ada puluhan ribu, mulai tingkatan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah. Berapa banyak madrasah melahirkan generasi muda bangsa yang didik di dalamnya? Tak terhitung. Jangan sekali-kali mengabaikan jasa ulama, jasa pesantren. Jangan sekali-kali mengaburkan sejarah bangsa ini,” tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI