Jokowi Merasa Dirinya Tak Layak Digelari ?Bapak Pembangunan Desa?
SinPo.id - Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) menobatkan Presiden Jokowi sebagai ‘Bapak Pembangunan Desa’. Salah satu alasanya, kepala negara dinilai sangat peduli terhadap pembangunan di desa.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Apdesi, Surtawijaya dalam silatnas Apdesi, yang berlangsung (29-30/3). Dikatakan Surta, Jokowi merupakan salah satu presiden yang mampu mengimplementasikan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 (UU Tentang Desa) dengan sangat baik.
“UU ini ketika disahkan, kita sadar belum ditentu bisa direalisasikan. Belum tentu ada pemimpin yang mau merealisasikan. Tapi, pas Presiden (Jokowi) terpilih, bapak merealisasikanya dengan baik sehingga kita merasa pembangunan di desa merata,” kata Surta disambut tepuk tangan meriah kades lain yang hadir di kesempatan itu.
“Hal yang wajar jadinya kalau kita nobatkan beliau sebagai bapak pembangunan desa. Setuju,” tanya Surta yang disambut teriakan setuju dari seluruh anggota Apdesi.
“Allahu Akbar,” demikian Surta.
Respons Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ‘menolak’ dinobatkan sebagai Bapak Pembangunan Desa oleh Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia. Dia merasa tidak layak menerima gelar tersebut.
"Tadi yang terakhir (sambutan Surta). Yang layak disebut Bapak Pembangunan Desa itu ya Bapak Ibu (Kepala Desa) semua, bukan saya. Yang membangun desa itu Bapak Ibu semua, yang bekerja keras Bapak Ibu semua. Saya itu hanya bagian policy di atas," ujar Jokowi.
“Jadi, bapak pembangunan itu ya bapak-ibu semua,” tambah Jokowi.
Jokowi lantas berterima kasih atas seluruh upaya para pemimpin di desa, terutama dalam dua tahun terakhir ketika pandemi covid-19 melanda.
Jokowi mengakui tanpa dukungan mereka saat pandemi, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro tidak berjalan lancar.
"Kita ingat, saat Omicron sedang tinggi-tingginya, pertengahan Februari, kasus harian sampai 64.700. Kemarin saya cek turun jadi 2.700. Ini berkat kerja keras Bapak Ibu semua dalam memberi tahu masyarakat, dalam menganjurkan masyarakat untuk pakai masker, jaga jarak, cuci tangan," kata Jokowi.
Di sisi lain, Presiden menyinggung akselerasi vaksinasi yang tidak terlepas dari peran para kepala desa membujuk dan mengajak masyarakat dengan baik. Saat ini, 374 juta dosis vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat di seluruh Tanah Air.
"Itu bukan angka kecil loh. Menyuntikkan 374 juta vaksin tidak gampang tapi kita bisa melakukan karena kita gotong-royong," kata Jokowi.
Ia berpesan kepada para pemimpin di daerah terus menggencarkan imbauan vaksinasi kepada masyarakat. Terutama, mengikuti vaksin booster.
"Karena sekarang baru 9,6 persen, baru 20 juta. Mari kita dorong agar masyarakat terproteksi, terlindungi dari covid-19 dan varian-varian barunya. Kalau kena pun gejalanya ringan bahkan banyak yang tidak merasa," jelas Jokowi.

