Cipayung Plus Harusnya Sampaikan ke Jokowi Minyak Goreng Mahal, Klaim Bigdata Luhut Hingga Kriminalisasi Aktivis

Laporan: Farez
Kamis, 24 Maret 2022 | 11:26 WIB
Direktur LIMA, Ray Rangkuti/net
Direktur LIMA, Ray Rangkuti/net

SinPo.id - Kelompok Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Cipayung Plus harusnya menggunakan momentum bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara untuk menyampaikannya apa yang diderita oleh rakyat saat ini. 

"Misalnya kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng, menanyakan keberadaan bigdata 110 juta perbincangan tentang perpanjangan masa jabatan presiden, soal kriminalisasi terhadap banyak aktivis kritis, yang sekarang lagi hangat menimpa Haris Azhar dan Fatia, lalu soal pembangunan IKN yang terlihat sangat dipaksakan selesai sampai 2024, dan sebagainya," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/3). 

Menurut aktivis '98 ini, menghadiri undangan Presiden itu boleh saja. Membincangkan hal-hal penting berkenaan dengan pengelolaan bangsa dan negara sesuatu yang harus terus dilakukan. Tak terkecuali oleh mahasiswa. Karena mahasiswa sudah semestinya ikut berperan besar dalam pembentukan wajah republik Indonesia. 

"Yang perlu dicermati adalah; apa isi pertemuan tersebut? Apakah semata mendengar apa saja dari Presiden dan setelah itu selesai?" tuturnya.  

"Tentu, sangat disayangkan jika pertemuan tersebut hanya bersifat satu pandangan atau arahan. Hanya mendengar soal apa saja yang jadi konsen pemerintah. Momen seperti ini baiknya dipergunakan oleh mahasiswa untuk juga menyampaikan hal yang jadi konsen mereka," demikian Ray Rangkuti.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI