Makin Panas! Rusia Balas Sanksi Barat, Amerika-G7 Siap Isolasi Kremlin Dari Keuangan Global

Laporan: Samsudin
Senin, 14 Maret 2022 | 09:03 WIB
Para pemimpin G7 sepakat jatuhkan sanksi baru untuk Rusia/Xinhua
Para pemimpin G7 sepakat jatuhkan sanksi baru untuk Rusia/Xinhua

SinPo.id - Hubungan Rusia dengan dunia barat nampaknya akan semakin meruncing imbas invasi ke Ukraina. Rusia yang semakin dikucilkan dengan sanksi, siap menjatuhkan sanksi individu terhadap pihak Barat dalam waktu dekat, kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov pada Sabtu (12/3).

"Daftarnya sudah siap," kata Ryabkov di lembaga penyiaran Rusia Channel One, seraya menambahkan bahwa sanksi akan segera diumumkan.

Menurut Ryabkov, Moskow tidak melihat indikasi Amerika Serikat siap melanjutkan dialog tentang Ukraina.

Diplomat tersebut juga memperingatkan Washington agar tidak mengirim senjata ke Ukraina, sembari menambahkan bahwa senjata-senjata tersebut akan menjadi target yang sah bagi pasukan Rusia.

Sanksi baru untuk Rusia 

Disisi lain, Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mencabut status Rusia sebagai negara paling disukai dalam perdagangan di tengah krisis Ukraina, sebut Gedung Putih pada Jumat (11/3), yang mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan negara-negara anggota Kelompok Tujuh (Group of Seven/G7) dan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi baru.

Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya "akan mengumumkan langkah ekonomi baru untuk "mengisolasi Rusia lebih lanjut dari sistem keuangan global," ungkap Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Sanksi tersebut menyusul embargo energi terhadap Rusia yang diumumkan Washington pada Selasa (8/3), serta sejumlah tindakan yang diambil atas Rusia terkait krisis Ukraina, meski kalangan analis memperingatkan munculnya konsekuensi dan luapan dampak yang mungkin sangat besar.

Pada Jumat yang sama dalam sebuah pertemuan informal di Versailles, Prancis, para pemimpin Uni Eropa sepakat akan menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan sanksi baru tersebut bertujuan untuk mengisolasi Rusia lebih lanjut dari sistem ekonomi global.

Dia juga mengumumkan sebuah rencana untuk menemukan alternatif pengganti bahan bakar dari Rusia pada 2027 guna mengurangi ketergantungan Uni Eropa terhadap Rusia.

"Ada hukum konsekuensi yang tidak diinginkan," kata Presiden Dewan Bisnis AS-Tiongkok Craig Allen kepada Xinhua sebelumnya pada pekan ini, mengomentari potensi dampak ekonomi dari sanksi Barat atas Rusia.

"Yang Anda ingin lakukan, mungkin menghukum Rusia, tetapi terdapat konsekuensi yang tidak diinginkan dari setiap tindakan. Dan masih terlalu dini untuk menyimpulkan apa konsekuensi yang tidak diinginkan dari langkah ini," kata Allen.sinpo

Komentar: