China Ogah Latahan Larang Impor Minyak-Energi Rusia Seperti Amerika Dkk
SinPo.id - China dengan tegas menentang sanksi sepihak negara barat terhadap Rusia. China menyebut sanksi itu tidak memiliki dasar hukum internasional.
Karena itu, China tetap berkomitmen dan akan terus melakukan kerja sama perdagangan normal dengan Rusia, termasuk perdagangan minyak dan gas.
Demikian hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok Zhao Lijian, kemarin.
Zhao melontarkan pernyataan tersebut pada sebuah taklimat media harian menyusul larangan Amerika Serikat (AS) terhadap impor minyak Rusia dan energi lainnya yang diumumkan pada Selasa (8/3).
Menurut sejumlah laporan media, Inggris pada hari yang sama mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan impor minyak Rusia pada akhir tahun, dan Uni Eropa telah menyusun proposal untuk membebaskan diri dari ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia sebelum 2030.
Menanggapi hal itu, Zhao mengatakan bahwa sanksi tersebut tidak akan membawa perdamaian atau keamanan, melainkan hanya akan menyebabkan kesulitan besar bagi ekonomi dan mata pencaharian masyarakat di negara-negara terkait.
Sanksi itu hanya akan menghasilkan situasi yang menyebabkan banyak pemain merugi, dan akan meningkatkan perpecahan serta konfrontasi, ujarnya.
Tiongkok dan Rusia mempertahankan kerja sama yang baik di sektor energi, dan akan terus melanjutkan kerja sama perdagangan normal dalam semangat saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan, tutur Zhao.
Ketika diminta untuk mengomentari pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki bahwa Amerika Serikat memiliki sarana untuk "turun tangan" jika Tiongkok tidak mematuhi sanksi terhadap Rusia, Zhao mengatakan bahwa Tiongkok akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas membela kepentingan yang sah dari perusahaan-perusahaan dan individu Tiongkok.
Sanksi tidak pernah menjadi cara fundamental dan efektif untuk menyelesaikan masalah, dan Tiongkok dengan tegas menentang segala bentuk sanksi sepihak atau yurisdiksi lengan panjang dari pihak AS, pungkasnya.

