Makin Banyak, Petisi Tolak Aturan Baru JHT Tembus 422 Ribu Orang

Laporan: Azhar Ferdian
Minggu, 20 Februari 2022 | 21:42 WIB
BPJS Ketenagakerjaan/Net
BPJS Ketenagakerjaan/Net

SinPo.id - Seruan masyarakat untuk mencabut Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pencairan Dana Jaminan Hari Tua (JHT) semakin menggema. Sebanyak 422 ribu orang telah menandatangani petisi online hingga Minggu (20/2). 

Petisi tersebut dibuat oleh Suhari Ete dan ditujukkan kepada Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Presiden Joko Widodo. 

Target petisi ini adalah sebanyak 500 ribu orang. Aturan pencairan JHT diprotes lantaran dinilai tidak adil bagi pekerja. Dalam Permenaker Nomor 19 Tahun 2015 disebutkan JHT hanya bisa dicairkan 100 persen jika peserta mencapai usia 56 tahun. Pencairkan sebelum usia 56 tahun dimungkinkan jika pekerja meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap. 

"Karenanya mari kita suarakan bersama-sama untuk tolak dan #BatalkanPermenakerNomor 2/2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua," ujar Suhari Ete. Para penandatangan petisi juga memberikan komentarnya terkait hal ini. 

"Agar kiranya dirubah peraturannya. 56 tahun lama sekali. Iya klo masih hidup, klo meninggal duitnya ya dimakan para petinggi disana. Klo emg bisa diwakilkan keluarga ahli waris kita, saya yakin sekali ngga gampang, pasti dipersulit buat mencairkannya," ujar Farid Hidayat, asal Bekasi. 

"Kalau Pemerintah bikin aturan JHT baru bisa dicairkan saat umur 56 tahun, seharusnya bikin peraturan juga untuk melarang PHK sampai para pekerja bersangkutan berusia 56 tahun. Itu baru namanya balance. Kalau cuma aturan pertama saja yang diterapkan, saya menolak!," ujar Nugraha Putra Hutama, asal Yogyakarta.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI