Elektabilitas Airlangga Tak Layak Nyapres, Golkar Bakal Dilanda Dilema Di Pilpres 2024

Laporan: Ari Harahap
Kamis, 17 Februari 2022 | 16:45 WIB
Airlangga Hartarto/net
Airlangga Hartarto/net

SinPo.id - Petinggi Partai Golkar tetap ngotot untuk mengusung sang Ketua Umum Airlangga Hartarto untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

Bahkan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakri (Ical), dengan tegas akan pasang badan untuk menghadapi internal partai yang mengganggu pencalonan Airlangga.

Sikap petinggi Partai Golkar tersebut dinilai wajar mengingat pencalonan Airlangga merupakan amanat Munas 2019 dan Rapimnas Golkar 2021.

Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik, M. Jamiluddin Ritonga saat dihubungi SinPo.id, Kamis (17/2).

"Namanya amanat, tentu wajib hukumnya bagi petinggi Golkar untuk melaksanakannya," ujar Jamiluddin.

Namun, Jamiluddin mengatakan elektabilitas Airlangga yang tak kunjung mengalami peningkatan membuat gusar kader Golkar di akar rumput. Pasalnya, dibanding nama-nama tokoh yang lain, elektabilitas Airlangga masih jauh tertinggal.

"Para kader tak yakin elektabilitas Airlangga akan terkerek tinggi seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pramono, Ridwan Kamil, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," ungkapnya.

Jamiluddin menilai kegusaran itulah yang tampaknya ingin diredam Ical. Ketua Dewan Pembina Partai Golkar itu ingin kader Golkar bersatu melakukan kerja politik untuk meningkatkan elektabilitas Airlangga.

"Dilain pihak, sebagian kader Golkar sudah tidak yakin elektabilitas Airlangga bisa sejajar dengan Prabowo, Anies, Ganjar, Ridwan, dan AHY," jelasnya.

Akademisi Universitas Esa Unggul itu menjelaskan kalau pun dilakukan kerja politik yang intensif, elektabilitas Airlangga tidak akan jauh dari yang sekarang.

Dia menuturkan Partai lain tentu tidak mau hanya sekedar mengusung tapi peluang menang sangat kecil. Sebagian kader Golkar juga dinilai berpandangan sama yang tak ingin lelah bekerja hanya untuk kalah.

"Dengan elektabilitas yang rendah, tentu akan sulit bagi Golkar untuk mengajak partai lain berkoalisi mengusung Airlangga," tegas Jamiluddin.

"Hal demikian tentu membuat internal Golkar dalam dilema. Disatu sisi harus melaksanakan amanat Munas dan Rapimnas, namun disisi lain elektabilitas Airlangga tak layak untuk menjadi capres," tambahnya.

Lebih lanjut, mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta itu mengungkapkan nantinya para petinggi Partai Golkar juga akan realistis bila nantinya elektabilitas Airlangga ternyata tetap jeblok.

"Mereka pada akhirnya akan sependapat dengan kader akar rumputnya dengan mengalihkan haluan ke calon lain yang lebih berpeluang menang dalam kontestasi Pilpres 2024," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI