Oknum Pejabat DPRD Lampung Dipolisikan Atas Dugaan Pelecehan Mahasiswi
SinPo.id - Oknum pejabat DPRD Provinsi Lampung harus berurusan dengan pihak kepolisian setelah dilaporkan salah seorang perempuan yang disebut-sebut mahasiswi, atas dugaan pelecehan seksual.
Mahasiswi tersebut berinisial FN. Sementara oknum pejabat DPRD Lampung berinisial FS. Dalam peristiwa yang terkadi di Cafe Southbank, beberapa waktu lalu ini informasinya, rekan dari FN yakni seorang pria SY, bahkan diduga menjadi korban penganiayaan ajudan pejabat DPRD tersebut.
Sebelum dugaan peristiwa tersebut, kedua ajudannya lebih dulu diduga menarik paksa diri mahasiswa perguruan tinggi swasta tersebut ke meja FS, Sabtu dinihari itu (5/2/2022).
Dari keterangan FN, saat itu ia dan beberapa temannya menikmati suasana cafe bersama tiga rekannya. Tak lama berselang, 2 pria mendatangi FN meminta untuk FN menemani oknum DPRD inisial FS.
“Kami mau dugem ke sana bang, tiba-tiba ajudannya FS narik saya nyuruh ikut ke table dia, pas saya sampai sana langsung dipeluk sama FS dong sambil ngomong dek lu mau duit gak,” kata FN dari keterangannya kepada media.
“Sampai pulang diikuti ke tempat parkiran ditarik-tarik, kawan saya yang belain ditonjok sama ajudan yang namanya R,” kata FN.
Atas insiden tersebut, SY melaporkan tindak pidana penganiayaan ke pihak kepolisian dengan nomor laporan LP/B/110/I/2022/SPKT/Polresta Bandar Lampung/Polda Lampung.
“Iya sudah laporan ke Polresta dan sudah visum juga,” kata FN.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Devi Sujana membenarkan ada laporan dugaan penganiayaan di salah satu cafe.
“Ya ada laporan peristiwa Sabtu 5 Februari 2022 malam lalu, TKP salah satu kafe. Saat ini, kami masih melakukan pendalaman terhadap saksi-saksi. Minggu kemarin, kami berkoordinasi dengan pengacaranya korban, untuk menghadirkan pula saksi pelapornya. Karena, banyak keterangan-keterangan yang mau diperdalam lagi," kata Devi.
Hasil pemeriksaan sementara, antara korban yang melapor dan terduga pelaku yang dilaporkan diketahui sebelumnya tidak saling kenal.
“Kita sedang selidiki, siapa siapa yang terlibat masih dalam penyelidikan. Kita masih proses,” pungkasnya.