Polemik Desa Wadas Belum Usai Meski Ganjar Sudah ke Lokasi
SinPo.id - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akhirnya bersedia mendatangi Desa Wadas, Purworejo untuk mengklarifikasi soal polemik pembangunan tambang batu andesit untuk kepentingan Bendungan Bener.
Kedatangan Ganjar saat itu, dalam rangka menyelesaikan masalah kericuhan yang sempat terjadi saat warga desa Wadas menolak adanya tambang di wilayah mereka.
Terkait hal ini, Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai bahwa polemik di Desa Wadas tak begitu saja selesai dengan kedatangan Ganjar.
"Tak selesai hanya dengan Ganjar datang. (Masalah ini) Akan selesai jika ada solusi dan keadilan," kata Ujang saat dikonfirmasi, Selasa (15/2).
Ujang menilai kedatangan Ganjar yang hanya mendengarkan keluhan para warga Desa Wadas, tidak akan merubah stigma negatif sepanjang Pemprov Jawa Tengah tidak bisa memberi win-win solution atas polemik di Desa Wadas.
"Jika tak ada solusi dan keadailan bagi rakyat disana. Penduduk di Wadas masih akan merasa tertindas." tegas Ujang.
Sebelumnya, Ganjar diketahui kembali mendatangi Desa Wadas usai insiden penangkapan warga oleh aparat yang mengawal pengukuran lahan tambang. Pertemuan berlangsung di Masjid Nurul Huda.
Dalam pertemuan itu, para warga menyampaikan keluhannya terkait penangkapan terhadap warga yang kontra dengan rencana tambang batu andesit di desa tersebut.
Waliyah, salah satu warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo mengeluarkan unek-uneknya saat bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang datang ke desanya, Minggu (13/2) kemarin.
Waliyah mengaku keluarganya masih takut. Suaminya ikut ditangkap aparat yang mengawal tim pengukur lahan tambang batu andesit di Desa Wadas Selasa 8 Februari lalu.
"Kami takut Pak, suami saya ditangkap tanpa tahu masalahnya. Sekarang di rumah dan kalau lihat polisi atau pria asing berbaju hitam jadi ketakutan. Setiap hari mengurung diri di rumah, pintu selalu dikunci. Anak-anak juga trauma pak," kata Waliyah sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (14/2).
Selain Waliyah, Ana yang juga warga desa Wadas menceritakan jika dirinya dan suaminya ditangkap oleh aparat saat konflik terjadi.
Suaminya ditangkap saat sedang berada di perjalanan menuju Purworejo, sedangkan dirinya ditangkap saat berada di desa.
"Kasihan anak saya pak, masih kecil. Bagaimana rasanya ditinggal kedua orang tuanya yang ditangkap, Pak. Kami warga masih trauma," ujarnya.
Dalam kedatangannya, Ganjar menyampaikan kepada warga desa Wadas ada masalah dalam hal pendekatan dan sosialisasi terkait pembangunan bendungan bener yang jadi polemik di tengah warga.
"Ada tiga hal yang akan kita kerjakan setelah pertemuan ini, pertama kita akan melakukan evaluasi teknis, kedua metode pendekatan dan ketiga terkait apa yang selama ini menjadi polemik, apakah yang pro atau kontra. Nah yang ketiga ini sepertinya kurang, makanya saya datang ke sini dan ingin mendengarkan secara langsung," ucapnya.

