ICW Nilai Pansus Hak Angket KPK Bekerja dengan Tebar Kabar Palsu
Jakarta, sinpo.id - Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal fariz, membeberkan 10 kabar palsu atau hoax yang diduga dilakuakn oleh Pansus Hak Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dirinya juga mengatakan bahwa Pansus KPK bekerja dengan menebar hoax.
"Sepanjang pansus bekerja, ada sebagian dari anggota pansus yang bekerja dengan cara menebar hoax. Kami mencatat hoax yang disebar selama ini," kata Donal di Jakarta, Minggu (27/8/2017).
Berita palsu yang disebut Donal ialah KPK dituding Pansus memiliki rumah penyekapan, padahal rumah tersebut merupakan safe house yang ditempatkan untuk perlindungan saksi atas kasus yang tengah diproses KPK. Lalu, KPK dituding sebagai lembaga super body yang tak tersentuh.
Ketiga, lembaga anti rasuah itu dituding menggunakan jet pribadi saat menyidik kasus suap yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK). Keempat, penyidik senior KPK Novel Baswedan dituding mengetahui serta melihat penyiksaan tersangka kasus pencurian burung walet ketika disetrum.
"Kelima, ada tudingan dari anggota Pansus bahwa KPK menekan Miryam S Handayani ketika melakukan pemeriksaan. Padahal rekaman pemeriksaan Miryam sudah dibuka dalam persidangan, dan Miryam terlihat begitu santai sekali," kata Donal.
Lalu ada tudingan bahwa kasus korupsi e-KTP itu adalah omong kosong, hanya karangan Muhammad Nazaruddin, Novel Baswedan dan Agus Rahardjo. "Pernyataan itu ketika itu disampaikan oleh Fahri Hamzah," tambah Donal.
Ketujuh, Pansus menuding bahwa KPK sering menggunakan media untuk membangun opini. Kedelapan, Pansus juga menuding bahwa LSM yang ikut bersuara mendukung KPK, ikut menerima aliran dana dari KPK. Kesembilan, Pansus juga menuding Novel Baswedan hanya jalan-jalan selama berada di Singapura dan bukan menjalani perawatan kesehatannya.
Terakhir, KPK dituding seperti kantor pos yang bisa menerima pesanan perkara.
"Jadi mereka memproduksi hoax. Berita-berita bohong. Itu yang kami catat dan yang mereka sebar selama bekerja," ungkap Donal.

