Biasalah! KPK Maklumi Pembelaan Anak WaliKota Bekasi Terkait OTT Ayahnya

Laporan: Khaerul Anam
Minggu, 09 Januari 2022 | 13:30 WIB
Walikota Bekasi Rahmat Effendi dibawa ke gedung KPK/SinPo
Walikota Bekasi Rahmat Effendi dibawa ke gedung KPK/SinPo

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron memaklumi pembelaan Ade Puspitasari yang merupakan putri tersangka korupsi pengadaan barang dan jasa serta lelang jabatan di Pemerintah Kota Bekasi. Rahmat Efffendi (RE).

"Anak membela orangtua itu biasa, KPK tidak terkejut dan memahami pembelaan putri RE," kata Nurul Ghufron, Minggu (9/1).

Ghufron juga memahami pernyataan Ade Puspitasari yang mengaitkan serta menyeret persoalan hukum yang sedang ditangani KPK ke ranah politik. Ia menegaskan KPK adalah lembaga penegak hukum yang bertindak berdasarkan fakta dan dasar hukum.

KPK menangkap seseorang berdasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan sebelumnya bahkan prosesnya pun didokumentasikan bukan saja dengan foto namun juga video sehingga alibi putri RE nanti bisa dibuktikan di persidangan.

"Karena itu adalah lebih baik jika upaya pembelaan dimaksud dilakukan secara hukum, karena hal ini dalam ranah hukum," ucapnya.

Ghufron menambahkan, KPK mempersilakan dan menghormati yang bersangkutan maupun keluarganya yang lain untuk membela sesuai koridor hukum sebagai hak tersangka.

Ghufron menyebut rakyat Indonesia sudah sangat memahami bahwa mempolitisasi penegakan hukum oleh KPK selama ini sudah kerap terjadi meskipun kebenaran tindakan KPK terbukti di pengadilan.

"Walau tidak dapat menghalangi tapi kami mengimbau agar menghentikan politisasi penegakan hukum. Silakan bela secara hukum, itu akan lebih berarti," katanya.

Sebelumnya, Ketua DPD Golkar Kota Bekasi yang juga putri kandung Walikota Bekasi Rahmat Effendi, Ade Puspitasari, menyebut operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh KPK terhadap ayahnya merupakan pembunuhan karakter.

Di hadapan kader Golkar Kota Bekasi, Ade menyebut tidak ada uang sepeser pun yang dibawa KPK saat melakukan penangkapan terhadap ayahnya. Menuritnya penangkapan ini adalah upaya menjatuhkan nama baik ayahnya.

"Saksinya banyak, stafnya yang di rumah itu saksi semua. Bagaimana Pak Wali dijemput di rumah, bagaimana Pak Wali hanya membawa badan. KPK hanya membawa badan Pak Wali, tidak membawa uang sepeser pun," ungkapnya dalam video yang beredar di media sosial.

Ade yang juga Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar Bekasi mengatakan, partainya memang sepertinya sedang ditarget.

"Memang ini 'Kuning' (Golkar) sedang diincar, kita tahu sama tahu siapa yang sikat kuning, tapi nanti di 2024 jika kuning koalisi dengan oranye mati lah yang warna lain," kata Ade.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI