Eks Kepala BIN-PM Kazakhstan Ditahan Atas Dugaan Pengkhianatan Tingkat Tinggi
SinPo.id - Mantan kepala badan intelijen Kazakhstan Karim Masimov yang juga sekutu terdekat pendiri Kazakhastan, Presiden Nursultan Nazarbayev dikabarkan ditahan karena dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi setelah dia dipecat di tengah protes kekerasan.
Ia ditangkap pada Kamis (6/1) lalu setelah pihak berwenang setempat meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.
“Pada 6 Januari tahun ini, Komite Keamanan Nasional meluncurkan penyelidikan pra-persidangan terhadap pengkhianatan tingkat tinggi,” kata para pejabat setempat dikutip dari Aljazeera, Minggu (9/1).
“Pada hari yang sama, atas dugaan melakukan kejahatan ini, mantan ketua KNB KK Masimov ditahan dan ditempatkan di pusat penahanan sementara, bersama dengan yang lainnya,” sambung pernyataan itu.
Namun, pihak berwenang tidak memberikan rincian terkait dugaan pengkhiatan seperti apa yang dilakukan mantan perdana menteri dua periode itu.
Ben Goodwin, kepala analisis di Prism Political Risk Management, menggambarkan Masimov sebagai “kardinal abu-abu rezim Nursultan Nazarbayev”.
“Pengumuman kepada publik tentang penangkapan Masimov menunjukkan bahwa Presiden Kassym-Jomart Tokayev bergerak sangat berani – dengan cara yang sama sekali tidak diantisipasi oleh kebanyakan orang – untuk membongkar sisa-sisa pengelompokan Nazarbayev yang sangat kuat,” jelas Goodwin.
“Penangkapannya adalah tanda bahwa tidak hanya ada pemecatan sebagai akibat dari protes ini, tetapi sebenarnya, sekutu dan keluarga Nursultan Nazarbayev juga sedang dipindahkan dari kekuasaan.”
Pihak berwenang mengatakan pasukan keamanan membunuh 26 demonstran dalam kerusuhan minggu ini dan 18 petugas penegak hukum tewas. Lebih dari 4.400 orang telah ditangkap, kata Kementerian Dalam Negeri pada Sabtu.
Bangunan-bangunan umum di seluruh Kazakhstan dirampok dan dibakar dalam kekerasan terburuk yang dialami oleh bekas republik Soviet dalam 30 tahun kemerdekaan. Rusia mengirim pasukan untuk membantu memadamkan protes.
Pasukan keamanan tampaknya telah merebut kembali jalan-jalan di kota utama Kazakhstan, Almaty, pada hari Jumat setelah berhari-hari kekerasan. Tokayev yang didukung Rusia mengatakan dia memerintahkan pasukannya "untuk menembak untuk membunuh" untuk memadamkan pemberontakan di seluruh negeri.