Harga Cabai Meroket, Warga Jakarta Barat Jajal Jadi Petani
SinPo.id - Semakin hari, masyarakat semakin mengeluhkan berbagai harga pangan yang terus melambung naik. Tingginya harga komoditas cabai yang menembus angka Rp110.000 per kg, jelang perayaan Natal dan Tahun Baru dinilai sangat memberatkan. Untuk itu, masyarakat harus mensiasatinya dengan mengurangi porsi pembelian.
Namun tidak dengan Asep, salah satu warga kelurahan Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, yang memanfaatkan lahan di depan rumahnya untuk menanam cabai, saat meroketnya harga cabai.
Secara otodidak dengan berbekal ilmu yang ia pelajari dari media sosial, Asep menjadi petani cabai dadakan.
Lahan terbuka seluas setengah hektar yang berada di tengah komplek bea cukai, Palmerah, Jakarta Barat, dimanfaatkan salah satu warga di lokasi, untuk melakukan budi daya pangan dengan menanam cabai.
Harga cabai yang meroket dipasaran hingga menembus angka Rp110.000/kg membuat a
Asep berinsiatif menjadi petani cabai dadakan.
Berbekal dari ilmu yang di pelajari dari media sosial, secara otodidak, Asep memulai program ketahanan pangan mandiri ini, dengan melakukan budi daya cabai, terhitung sejak dua bulan lalu.
Hasilnya kini, tanaman cabai yang ia tanam sudah hampir panen.
Menurut Asep, proses menanam cabai yang ia rintis ini tidaklah sulit, dimana bibit cabai ia semai dan ditanam, sampai akhirnya, kini pohon tersebut tumbuh besar dan hampir panen.
Meski demikian, berbagai kendala pernah dihadapinya, mulai dari hama, hingga musim hujan yang membuat bibit pohon cabai rusak dan sulit tumbuh. Namun dengan ketekunannya hal tersebut dapat teratasi.
"Saya punya berinisiatif untuk membuat kebun cabai sendiri agar bertujuan untuk tidak membeli cabai yang sedang mahal," ucap warga petani cabai Asep Casmara, di Jakarta Barat, Jumat (24/12).
Sementara untuk hasil panen, rencananya akan ia gunakan untuk kebutuhan pangan warga sekitar, tidak untuk diperjualbelikan atau dikomersilkan.

