Kenya Pangkas Tarif Listrik 30 Persen Untuk Pacu Pertumbuhan Industri Mulai 2022

Laporan: Samsudin
Rabu, 15 Desember 2021 | 09:00 WIB
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta/net
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta/net

SinPo.id - Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menegaskan jika negara tersebut akan memangkas tarif listrik hingga 30 persen untuk mengurangi tekanan inflasi pada masyarakat dan merangsang pertumbuhan manufaktur lokal.

Hal itu disampaikan Uhuru Kenyatta selama perayaan Hari Kemerdekaan di Nairobi pada Minggu (12/12). Menurut Kenyatta, pengurangan biaya listrik akan dilakukan masing-masing 15 persen dalam dua tahap, sesuai dengan janji yang telah ia utarakan pada Oktober lalu untuk melindungi konsumen dan industrialis dari tagihan listrik yang mahal.

Kemudian, pengurangan tagihan listrik secara bertahap akan selesai pada kuartal pertama 2022. Ia mengatakan bahwa Kementerian Energi Kenya telah memulai negosiasi dengan produsen listrik independen untuk bekerja pada modalitas revisi biaya listrik yang didistribusikan ke rumah tangga dan bisnis menengah ke bawah.

Dikutip dari Xinhua News, Rabu (15/12), Kenyatta mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk merealisasikan akses universal ke sumber energi yang lebih murah dan andal sebagai sarana untuk mencapai cetak biru pembangunan jangka panjang.

"Saya mendesak produsen listrik untuk menunjukkan niat baik saat kami berusaha untuk membuat sektor energi sebagai katalis yang lebih besar untuk pembangunan nasional," ujar Kenyatta.

Dalam pidatonya untuk menandai peringatan kemerdekaan ke-58 dan perayaan ke-57 Kenya menjadi sebuah republik, Kenyatta meminta rakyatnya pada tanggal 12 Desember untuk merangkul persatuan, patriotisme, serta pelayanan untuk mewujudkan impian para pendiri negara.

Ia mengakui bahwa serangkaian langkah signifikan yang telah dibuat Kenya dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi berjalan sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris, seraya menambahkan bahwa dirinya berkomitmen untuk meninggalkan warisan berupa perdamaian, persatuan, dan kemakmuran bersama.

Kenyatta menyerukan penataan ulang arsitektur ekonomi negara tersebut untuk mempercepat pertumbuhan dan memenuhi kebutuhan populasi yang berkembang pesat, yang diperkirakan akan mencapai 63 juta jiwa pada 2030 mendatang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI