Bos Texmaco Vs Iron Lady Sri Mulyani, Marimutu: Saya Bukan Antek Soeharto!
SinPo.id - Pemilik Grup Texmaco, Marimutu Sinivasan buka-bukaan soal hutang yang dimilikinya kepada pemerintah. Ia mengakui memiliki utang kepada negara sebesar Rp 8.095.492.760.391 (setara dengan USD 558.309.845,5 dengan kurs US$1 = Rp 14.500) dan siap melunasinya.
Marimutu sendiri mengaku selama lebih dari 20 tahun ini berkali-kali menulis surat untuk meminta waktu beraudiensi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan, guna membicarakan penyelesaian kewajiban Grup Texmaco kepada negara.
Dalam wawancaranya bersama wartawan senior Gigin Praginanto di kanal youtube Bravos Radio Indonesia, Marimutu Sinivasan membantah tuduhan Pemerintah yang menyebut Texmaco memiliki hutang sebanyak Rp 100 Triliun kepada Pemerintah.
Menurut Sinivasan, Texmaco hanya berhutang Rp 8 Triliun. Dalam kesempatan itu, ia juga menyambut niat pemerintah menagih hutang yang dimiliki.
Ia mengaku dengan senang hati akan membayarnya. Selama ini, ia memang jarang muncul ke permukaan dan lebih memilih hidup tenang.
“Pada waktunya kalau pemerintah serius menagih, saya akan bayar kembali. Tapi bukan sejumlah Rp 100 Triliun,” urainya pada kesempatan itu.
Sempat diundang Presiden Gus Dur sekitar tahun 2000-an dan sarapan bersama, kala itu, ia pun menolak menyerahkan aset Texamaco kepada pemerintah, karena tidak merasa memiliki hutang Rp 100 Triliun seperti dituduhkan.
“Pada waktu itu, Gus Dur mengundang saya ke istana dan sarapan bersama. Saya diminta menyerahkan aset Texmaco dan hutang dianggap lunas atau direstruksasi,” ceritanya.
Marimutu mengatakan bahwa utang komersial senilai Rp8,09 triliun ini didasarkan pada Laporan Hasil Perhitungan Kerugian Keuangan Negara Pada Kasus Grup Texmaco oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Deputi Bidang Pengawasan Khusus No: SR-02.00.01-276/D.VII.2/2000 tanggal 8 Mei 2000.
Dia menjelaskan nota kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Saifuddien Hasan (Dirut PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Cacuk Sudarijanto (Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional), dengan diketahui oleh Bambang Sudibyo (Menteri Keuangan).
“Pada tahun 2000-an, hutang Texmaco grup adalah Rp 8 Triliun, setelah ada kata kesepakatan yang ditandatangani Menteri Keuangan Bambang Sudibyo dan beberapa pejabat lain. Mereka konsepkan kata sepakatan dan saya tandatangani dan harus saya bayarkan,” tegasnya.
“Saya juga heran yang Rp 8 Triliun menjadi Rp 100 Triliun. Saya minta Menteri Keuangan, buka misteri ini supaya rakyat Indonesia tahu, semua orang tahu kok bisa timbul angka seperti ini,” sambungnya.
Sinivasan turut mempersoalkan tiga tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya. Pertama, Texmaco dikategorikan sebagai penerima BLBI (bantuan likuiditas Bank Indonesia).
“Saya punya surat pernyataan dari Bank Indonesia, Texmaco tidak pernah menerima BLBI,” katanya.
Kedua, Sinivasan membantah tuduhan yang menyebut dirinya adalah antek Suharto. Ia menegaskan, orang yang usianya di atas usia 60 tahun pasti tahu siapa-siapa kroninya Soeharto dan siapa yang bukan kroninya.
“Saya bertemu Pak Harto hanya di acara formal. Tanyakan ke Tutut, putri Pak Harto, apakah saya kroninya pak Harto? Atau tanyakan ke ajudan pak Harto. Dari mulai Pak Try sampai terakhir pak Wiranto. Termasuk pak Moeldoko juga tahu. Tanyakan ke semua yang masih hidup,” jelasnya.
Yang ketiga, Sinivasan menolak tuduhan bahwa Texmaco punya utang Rp 100 triliun.
“Utang saya ke bank BUMN itu Rp 8 triliun,” tegasnya.
Sinivasan mengungkapkan utang tersebut merupakan utang biasa. Bukan hasil Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN). Jaminannya pun 200 persen dari nilai pinjaman. Sinivasan menyatakan bersedia membayar utang Rp8 triliun kepada negara.
Pada kesempatan ini, ia juga menyinggung soal sosok Sri Mulyani yang disebutnya sebagai Iron Lady. Pada satu kali kesempatan rapat, semua orang, katanya, takut pada Sri Mulyani.
Tidak ada yang berani bicara, kritik apapun. Jadi harus menerima apa yang disampaikan Sri Mulyani secara mentah.
“Karena dia tidak punya toleransi. Mungkin. Dia itu punya bintang, sio Singa. Jadi dia, seperti singa neh menteri keuangan,” katanya.
“Dia adalah seorang menteri Iron Lady. Saya mau ajak dia, jika dia begitu hebar. Saya mau ajak dia debat atau stafnya. Soal ekonomi, industry, politik, atau apapun itu secara umum, biar masyarakat Indonesia tahu dan mengambil kesimpulan. Ini orang pantas jadi menteri atau tidak,” tuturnya.