Varian Omicron Perparah Lonjakan Kasus COVID-19 Di Afrika Selatan
SinPo.id - Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan bahwa varian baru Omicron menjadi penyebab melonjaknya kasus COVID-19 di negara tersebut.
"Hasil pengurutan genom terbaru mengungkapkan bahwa Omicron merupakan varian dominan di antara sampel-sampel yang diurutkan selama November 2021, (mencapai) 70 persen (250/358) hingga kemarin," ujar Joe Phaahla dalam konferensi pers online, kemarin.
Kasus mingguan di Provinsi Gauteng meningkat hingga 415 persen untuk pekan yang berakhir pada 4 Desember dibandingkan dengan pekan sebelumnya, sementara jumlah rawat inap di rumah sakit naik 204 persen.
Menteri tersebut mengatakan bahwa belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit atau kematian yang lebih parah dibandingkan dengan infeksi varian lain, termasuk Delta. Data awal menunjukkan bahwa terdapat kenaikan tingkat rawat inap.
Namun, hal itu mungkin disebabkan oleh meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, dan bukan akibat secara spesifik dari infeksi Omicron semata.
Phaahla mengatakan jumlah reproduksi virus itu (jumlah orang yang kemungkinan terinfeksi oleh satu orang) adalah 2,5, lebih tinggi dibandingkan angka lain dalam pandemi COVID-19.
Dirinya juga mengungkapkan bukti awal menunjukkan mungkin terdapat peningkatan risiko infeksi ulang dari varian ini. Infeksi ulang didefinisikan sebagai hasil tes positif COVID-19 setelah 90 hari berlalu sejak infeksi sebelumnya.
"Namun, lebih banyak informasi diperlukan dan akan tersedia dalam beberapa hari dan pekan ke depan," tambah Phaahla.
Data juga telah menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia satu tahun lebih berisiko mengalami penyakit parah dan kematian mungkin dikarenakan "sistem kekebalan tubuh yang belum matang," ujar menteri itu.
Tampaknya anak-anak dengan kondisi medis memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti lahir prematur, diabetes, kanker, HIV, dan tuberkulosis, akan lebih berisiko.