Pakar Unpad Sarankan Relawan Dan Penyintas Erupsi Semeru Tetap Gunakan Masker
SinPo.id - Erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur (Jatim), berdampak kepada berbagai hal, salah satunya kesehatan penduduk setempat. Guna menghindari risiko dari paparan debu vulkanik, baik relawan maupun penyintas erupsi Gunung Semeru harus tetap menggunakan masker.
"Komponen letusan gunung berapi biasanya mengandung partikel dan gas. Partikel tersebut mengandung silika yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan," kata Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Arto Yuwono Soeroto, dikutip SinPo.id di situs web Unpad, Sabtu (11/12).
Menurut Arto, debu-debu vulkanik dalam keadaan akut bisa membuat iritasi pada mata gangguan pada hidung, tenggorokan dan saluran napas.
Sementara bagi yang punya penyakit dasar di paru-paru, di antaranya asma hingga penyakit paru obstruktif kronik, paparan debu vulkanik akan memperparah penyakit yang dideritanya.
"Bahkan jika seseorang terpapar debu vulkanik dalam jangka waktu yang lama akan berisiko mengalami kelainan paru-paru silicosis," tambahnya.
Karenanya, warga terdampak ataupun relawan erupsi Semeru disarankan mengenakan masker N95 sebab dinilai paling baik dalam menyaring debu vulkanik.
"Sebaiknya jangan pakai masker kain karena proteksinya tidak besar. Tapi jika tidak ada persediaan masker medis, masker kain bisa dipakai daripada tidak memakai sama sekali," jelasnya.
Selain mencegah terhirupnya debu vulkanik, Arto menyebut, menggunakan masker juga berfungsi menghalau penularan Covid-19.
“Jangan hanya mencegah debu masuk ke tenda pengungsian, tetapi perlu ditimbang juga mengenai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19," tutupnya.

