Korban Bisnis Sembako Bodong Di Tangerang Stres Balikin Uang Rekanan Rp 3 M
SinPo.id - Tersangka pelaku investasi bodong RF, yang merugikan puluhan warga di Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang kini sudah mendekam di Tahanan Polsek Jatiuwung guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dalam modusnya, RF melakukan jual beli sembako mulai dari minyak goreng, mi instan, telur, dan sebagainya di bawah harga pasar dengan sistem open pre order.
Meski pelaku sudah ditahan, para korban masih dilanda stress karena harus mengembalikan uang rekanan. Jumlahnya ada yang mencapai Rp 1,5 - 3 miliar. Ingin untung malah buntung.
Begitu kira-kira kata Marlina Nainggolan, salah seorang korban dari investasi bodong pelaku RF. Ia tak menyangka, bisnis yang awalnya berjalan lancar itu harus berakhir pahit. Uang pensiunan suaminya yang mantan pegawai BUMN senilai Rp 325 juta, juga ludes ia gunakan untuk investasi.
"Jadi awalnya 3 tahun lalu saya ditawari bisnis sembako sama RF, saat itu RF menjanjikan bisa menyediakan berbagai macam jenis sembako mulai minyak goreng, mi instan, telur, dan berbagai sembako lainnya,” katanya dikutip dari beritasatu, Jumat (10/12).
Saat itu, Marlina tergiur karena apa yang ditawarkan RF memang jauh di bawah harga pasar. Dari situ, ia pun memanfaatkan uang pensiun suami untuk melakukan bisnis ini dengan sistem pre order di mana barangnya akan turun 2-3 bulan setelah dibayar barangnya lunas.
“Saya awalnya memesan 10 karton, barangnya ada, 500 karton barangnya ada sampai 1.000 karton pun barangnya ada,” jelasnya.
Ditambahkan, selama 3 tahun menjalani bisnis ini, Marlina memang memperoleh keuntungan dari penjualan barangnya. Namun, keuntungan yang didapatkannya diputar kembali untuk menambah bisnisnya. Sayangnya, belakangan bisnisnya tersendat.
"Awalnya dulu lancar banget, apalagi saat ini krisis ini minyak kan harganya mahal. Tetapi karena tergiur keuntungan, kita tergiur. Malah sekarang malah buntung uang pensiun suami malah hilang begini," lanjutnya.
Marlina masih tergolong beruntung dibanding korban penipuan RF lainnya. Lantaran uang yang digunakan untuk berbisnis adalah uang pribadinya.
Namun, ia pun berharap uang pensiunan suaminya bisa kembali. Meski harapan itu sedikit mustahil, mengingat harta benda pelaku RF tidaklah banyak.
"Yang ibu di belakang itu ada yang sekarang kondisinya stres karena memikirkan mengembalikan uang rekanannya sebesar Rp 3 miliar. Karena yang pesan ke dia kan tidak mau tahu. Kalau tidak ada barang, uang tidak kembali. Karena itu orangnya sekarang stres karena harus mengembalikan uang rekanannya," tegasnya.
Warga lain yang menjadi korban adalah Parsih (43). Ia mengaku rugi Rp 1,5 miliar. Uang sebanyak itu bukan hanya uang pribadinya melainkan uang teman dan partner yang turut andil dalam bisnis tersebut. Kini, dia bingung mengembalikan uang sebanyak itu.
“Rp1,5 miliar sama punya rekan bisnis saya, Farhan Rp 700 juta yang selalu minta barang. Beli barangnya lewat saya,” ujar Parsih.
Sementara Widi (55) merugi Rp70 juta. Setelah 5 bulan bekerjasama dengan pelaku, dirinya mengalami kerugian ketika masuk masa jatuh tempo si pelaku tidak memberikan barang yang dijanjikan. Dia tidak hanya bisnis minyak goreng, namun juga mi instan, gula, dan barang sembako lainnya.
“Awalnya lancar, bagus, pas baru titik menuju tempo ada kejadian,” katanya.
Kapolsek Jatiuwung Kompol Zazali Haryono membenarkan kasus dugaan penipuan tersebut.
"Sudah kita tangani. Kita lakukan penyelidikan,” ucapnya.

