GKR Hemas Berharap Pesantren Jadi Prioritas Penerima Hibah Gamelan

Laporan: Ari Harahap
Jumat, 03 Desember 2021 | 11:15 WIB
GKR Hemas/ist
GKR Hemas/ist

SinPo.id -Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) D.I. Yogyakarta memberikan hibah seperangkat gamelan kuningan pelog dan slendro kepada Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta. 

Turut hadir dalam serah terima gamelan tersebut, Anggota DPD RI perwakilan DIY GKR Hemas yang menyerahkan langsung secara seremoni kepada KH. Afif Muhammad selaku Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak dan Ketua Yayasan Ali Maksum Yogyakarta. 

Istri dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX itu mengatakan permintaan gamelan tidak hanya dari Yogyakarta seperti sekolah, desa budaya, instansi-instansi, melainkan juga dikirim ke kedutaan di luar negeri seperti Rusia, Jepang, Finlandia, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan daftar tunggu yang panjang. 

“Meskipun antre, tetapi saya mendesak agar pondok pesantren jadi prioritas. Dan hari ini terwujud. Kami dapat menyerahkan seperangkat gamelan pelog slendro lengkap. Gamelan ini merupakan salah satu kekuatan budaya kita sehingga dapat memperkuat karakter bangsa. Kalau budayanya kuat, bangsa kita juga pasti kuat,” ujar GKR Hemas dalam sambutannya. 

Maka dari itu, GKR Hemas berharap agar kedepan tidak hanya santri putra yang dapat belajar gamelan, santri putri juga perlu diberi pelatihan yang sama. Hal ini dapat menambah nilai santri, tidak hanya memahami pelajaran agama, tetapi juga dapat melakukan praktik budaya. 

Dalam sambutan atas nama Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Ibu Nyai Hj. Ida Rufaida Ali Maksum menyampaikan rasa terima kasihnya. Ia menyatakan bahwa hubungan antara Pesantren Krapyak dengan Keraton sudah terjalin sejak awal pendiriannya. 

“Pondok Pesantren Krapyak didirikan oleh Simbah K.H. Munawwir yang cukup dekat dengan Keraton, dan kedekatan itu terjalin terus-menerus. Bahkan dalam beberapa hajatan di Krapyak, pihak Keraton pun turut hadir. Kami sebagai penerus mengupayakan agar pesantren ini terus berkembang,” kata Nyai Hj. Ida. 

Berkaitan dengan Hibah Gamelan yang baru saja diterima oleh lembaganya, Nyai Hj. Ida menilik sejarah, bahwa gamelan merupakan media dakwah para wali dengan pendekatan kebudayaan.

“Sejarah Walisongo menggunakan gamelan sebagai media dakwah. Ini menjadi pendekatan yang efektif sehingga dakwah berkembang pesat. Demikian pula, adanya gamelan ini akan menjadi media dakwah alternatif bagi Pesantren Krapyak untuk merangkul masyarakat lebih luas,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak tersebut. 

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Dian Lakshmi, S.S., M.A. yang mendampingi GKR Hemas. Menurutnya, agama dan kebudayaan bukanlah sesuatu yang terpisah. Keduanya dapat berjalan bersamaan membentuk harmoni. 

“Berkebudayaan tidak bisa lepas dari praktik keagamaan. Praktik-praktik ini harus dikembangkan sehingga dapat menjangkau masyarakat lebih luas. Harapannya, dengan adanya gamelan ini bisa dikerjasamakan dengan sanggar atau pondok pesantren lain sehingga dapat menjadi kerja kebudayaan kolektif,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY tersebut. 

Menurut Dian, pendistribusian gamelan menjadi kewajiban Dinas Kebudayaan yang dilakukan setiap tahun melalui skema Dana Keistimewaan. Permintaan sangat banyak tetapi produksi gamelan tidak bisa terburu-buru dan prosesnya panjang. Itulah sebabnya daftar antreannya menjadi panjang. 

Prosesi penyerahan Hibah Gamelan tersebut juga dihadiri oleh anggota DPD RI asal Yogyakarta Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A., jajaran Pengasuh Pondok, segenap guru Yayasan Ali Maksum, Camat Sewon, Lurah Panggungharjo, Dukuh, RT serta warga setempat.sinpo

Komentar: