Cuma Cek Ombak! PDIP Santai Tanggapi Duet Airlangga-Ganjar Pranowo
SinPo.id - Politikus senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno menanggapi santai isu duet Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Hendrawan, pernyataan yang dilontarkan selain ketua umum partai tidak bisa dianggap serius. Ketua umum dalam mengeluarkan pernyataan, katanya, pastinya kredibel, bisa dipercaya karena simbol partai.
"Tapi kalau ranting-ranting, maka itu hanya berisik saja, hanya test the water. Hanya cek ombak saja, hanya membuat pasar politik jadi semakin seru," kata Hendrawan kepada wartawan, kemarin.
"Beda dengan pernyataan ketua umum, sedikit banyak mengikat, kredibel, dan kemudian merepresentasikan partai. Kalau yang lain-lain itu hanya kanan yang gemerincing. Itu supaya industri politik ramai sebenarnya, tidak ada apa-apanya ya," tandasnya.
Isu menduetkan Airlangga-Ganjar Pranowo sempat dilontarkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid, kepada Ketua Umum Ganjarist Mazdjo Pray, dalam Diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Fenomena Kemunculan Relawan Capres Sejak Dini: Siapa Punya Ambisi?' Di Media Center MPR/DPR/DPD, Kamis (11/11).
Menurut Nurdin, kelompok pendukung Ganjar sebagai calon presiden (capres) 2024 tidak perlu khawatir Ganjar tidak diusung menjadi capres dari PDIP.
Dia berkata, Golkar membuka peluang mengusung Ganjar menjadi pasangan Airlangga di Pilpres 2024.
"Nanti kalau Ganjar tidak mendapatkan tempat di partainya, ada Golkar terbuka," ucap Nurdin.
Nurdin menjelaskan, peluang itu terbuka karena Golkar tidak mungkin mengusung Airlangga seorang diri di Pilpres 2024. Dia menilai, Ganjar berpeluang menjadi capres ataupun cawapres, ketika diduetkan dengan Airlangga di Pilpres 2024.
"Apakah nomor satu (atau) nomor dua, itu soal nanti, kan Pak Airlangga tidak mungkin maju sendiri, pasti ada wakil," beber Nurdin.
Nurdin memprediksi Pilpres 2024 akan diikuti oleh tiga pasangan capres-cawapres. Menurutnya, Golkar hanya butuh berkoalisi dengan satu parpol lagi, untuk memenuhi syarat ambang batas pencalonan capres-cawapres di Pilpres 2024.
"Feeling saya, tiga calon maksimal, kan ada presidential threshold," demikian Nurdin Halid.

