Ketahuan! Penyebar Data Pribadi 815 Guru Di Tangerang Akan Diperiksa Di Polda

Laporan: Samsudin
Senin, 08 November 2021 | 11:28 WIB
Ilustrasi hacker/Net
Ilustrasi hacker/Net

SinPo.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten mengatakan sudah mengantongi identitas oknum penyebar data ratusan guru di Kabupaten Tangerang yang sebelumnya heboh. Namun Dindik menegaskan belum mengetahui apa motif dari pelaku yang diketahui oknum orang dalam itu menyebarkan data para guru tersebut.

Kepala Dindikbud Banten Tabrani menegaskan, permasalahan ini sudah diserahkan kepada Polda Banten untuk ditindaklanjuti. Adapun nama terduga pelaku yang mengunggah data ke situs penyimpanan dokumen vbook.pub tercantum di antara daftar nama 815 guru yang datanya tersebar.

"Hasil kordinasi dengan Polda, ternyata yang upload itu namanya ada di dalam daftar data itu, sudah diketahui namanya," kata Tabrani mengutip Kompas.com, Senin (8/11).

"Namanya sudah diketahui. Nah, tapi kita belum tahu (pelaku statusnya guru atau bukan) karena apakah itu (yang tersebar) data guru atau data apa itu saya belum tahu," tegasnya.

Lanjut dia, hasil kordinasi dengan pihak kepolisian, Polda kemudian menyarankan untuk memanggil terlebih dahulu terduga pelaku untuk dimintai keterangan. Terkait motif pelaku membocorkan data, akan diketahui setelah dilakukan pemeriksaan.

Tabrani mengatakan, jika hasil pemeriksaan ditemukan ada unsur tindak pidana, maka kasus tersebut akan ditangani oleh Polda Banten. Namun, jika hasil pemeriksaan terduga pelaku melakukan perbuatannya karena dasar ketidaktahuannya maka tetap akan diberikan sanksi.

"Pemanggilan untuk diklarifikasi, apakah benar dia yang mengupload? Apa motivasinya? Nanti kalau hasil pemanggilan ada indikasi pelanggaran hukum akan kita serahan ke Polda," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, data 815 guru di Kabupaten Tangerang, Banten, bocor dan dapat diunduh secara bebas oleh masyarakat di situs penyimpanan data vbook.pub.

Dalam data itu tercantum nama guru, nomor induk kependudukan (NIK), nomor ponsel, hingga nomor rekening. Para guru merasa dirugikan dengan tersebarnya data pribadi mereka. Bahkan, beberapa guru mendapatkan teror dari nomor tidak dikenal.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI