Polemik Kemenag Hadiah Untuk NU, Begini Klarifikasi Menag Yaqut

Laporan: Farez
Senin, 25 Oktober 2021 | 12:57 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas/Net
Menag Yaqut Cholil Qoumas/Net

SinPo.id - Ramai pernyataanya menjadi polemik publik, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akhirnya mengklarifikasi ucapannya yang menyebut Kementerian Agama sebagai hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Mantan Ketua Banser itu  beralibi pernyataan dirinya itu di forum internal keluarga besar NU untuk memotivasi para santri dan pesantren.

Yaqut menyayangkan pernyataan tersebut menjadi konsumsi publik sehingga menimbulkan polemik di masyarakat.

Pernyataannya Menag Yaqut diutarakan saat Webinar Robithah Ma'ahid Islamiyah dan PBNU dalam peringatan Hari Santri. Webinar tersebut ditayangkan secara langsung di kanal Youtube TVNU pada Rabu (20/10).

"Saya sampaikan di forum internal. Saya tidak tahu kemudian kok digoreng-goreng di publik bagaimana," katanya di kutip dari CNN Indonesia, usai membuka acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 di The Sunan Hotel, Solo, Senin (25/10).

"Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal," tambahnya.

Dengan memotivasi santri dan kaum Nahdliyyin secara umum, NU diharapkan bisa tetap terbuka karena telah mendapat hadiah dari negara.

"NU harus kembali kepada jati dirinya. Meskipun NU diberi sesuatu, NU harus tetap terbuka. NU harus tetap inklusif dan memberikan dirinya untuk kepentingan yang lebih besar," katanya.

Meski menyatakan Kemenag sebagai hadiah untuk NU, Yaqut memastikan lembaga yang ia pimpin tetap inklusif. Semua kebijakan diambil dengan mempertimbangkan semua agama dan golongan.

"Bisa dibuktikan, apakah ada kebijakan Kemenag yang ditujukan hanya untuk NU? Tidak ada," katanya.

Tak hanya itu, ia juga menyebut pejabat di Kemenag juga berasal dari berbagai golongan dan agama.

"Dirjen PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umroh) itu dari Muhammadiyah. Itjen (inspektorat jenderal) Kemenag juga sama, bukan dari NU," tegasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI