Heboh Batik 'Diklaim' Miss World Malaysia, Netizen +62 Bereaksi Keras

Laporan: Samsudin
Kamis, 21 Oktober 2021 | 11:39 WIB
Miss World Malaysia 2021 Lavanya Sivaji/@lavanyasivaji
Miss World Malaysia 2021 Lavanya Sivaji/@lavanyasivaji

SinPo.id - Miss World Malaysia 2021 Lavanya Sivaji mendadak dibully netizen Indonesia setelah mengunggah foto dirinya dalam balutan busana motif batik.

Dalam unggahan instagramnya @lavanyasivaji tersebut, Lavanya mengungkap rasa terima kasihnya karena pakaian yang indah untuk malam finalnya. Dia juga mengungkap rasa bangga mewakili negaranya dan bersyukur karena diajarkan untuk menghargai keragaman budaya.

"I am so grateful to have been taught to appreciate cultural diversity and i would like to thank my designer for this beautiful dress for my final night," tulis Lavanya di akun @lavanyasivaji.

"I am proud representing my country and I am ready for a whole new journey," tulisnya.

Unggahan tersebut kemudian menjadi sasaran kemarahan netizen Indonesia. Ucapan Lavanya dianggap sama seperti mengklaim batik sebagai milik negaranya, Malaysia. 

“Batik Indonesia telah resmi diakui UNESCO dan masuk ke dalam Daftar Representatid sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah (Fourth Session of The Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya Tak-Benda yang dilaksanakan di Abu Dhabi. Salam dari Indonesia,” tulis fatih_sjj.

“Bukannya Batik Asli Dari Indonesia dan Diakui Oleh Dunia. Bahwa Batik Adalah Warisan Budaya Indonesia,” timpal akun akhmadfarikhi21 yang mendapat balasan 3.901 suka.

“BATIK FROM INDONESIA NOT MALAYSIA!,” kata im_iandd.

“Seorang Miss itu harus pintar agar bisa merepresentasikan negaranya dengan baik, maka dia harus tau sejarah dan budaya negaranya, bukan milik negara lain. Belajar lagi yok biar pintar,” tambah akun bundadorce.pageant yang mendapat balasan 7.833 suka.

“Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009,” tulis murp_23.

 sinpo

Komentar: