Gatot Nurmantyo Ungkap Ciri PKI, Pakar : Sikap Yang Berlebihan

Laporan: Rahmat
Selasa, 28 September 2021 | 14:28 WIB
Ilustrasi Kekejaman PKI/Net
Ilustrasi Kekejaman PKI/Net

SinPo.id - Pakar Politik dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai pernyataan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) terlalu berlebihan. Menurutnya hal itu tak perlu dibahas secara terus menerus. 

"Saya pikir penjelasan GN (Gatot Nurmantyo) tersebut merupakan bentuk sikap yang berlebihan. Hal itu karena PKI seolah ditampilkan sebagai  narasi hantu politik yang selalu berulang diceritakan setiap Bulan September," kata Wasisto saat dihubungi SinPo.id, Selasa (28/9).

 Menurutnya pembahasan terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) justru akan menimbulkan ketakutan. 

"Sikap paranoid ini yang justru menghambat adanya rekonsiliasi nasional dan tidak bisa berdamai dengan sejarah masa lalu," tuturnya. 

Sebelumnya, ciri Partai Komunis Indonesia (PKI) diurai mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo secara gamblang dalam diskusi virtual bertema "TNI vs PKI" yang digelar Minggu malam (26/9).

Menurut Gatot Nurmantyo secara garis besar cirinya, PKI bukan partai yang nasionalis. Sebab mereka berupaya untuk menempatkan Indonesia di bawah ketiak negara lain.

Lebih lanjut, PKI juga memiliki kecenderungan untuk membuat huru-hara politik dan keamanan dengan tujuan merebut kekuasaan dan berkuasa. Upaya tersebut telah dilakukan berulang kali, mulai dari tahun 1926, 1948, dan 1965.

Berikut cirinya lagi adalah melakukan penculikan, penganiayaan terhadap warga sipil, polisi, dan juga ulama.

Gatot Nurmantyo juga menjabarkan mengenai ciri-ciri komunis gaya baru. Seperti tampuk kekuasaan yang terpusat pada sekelompok elite atau oligarki, sering melakukan bohong dan janji palsu, dan senang memecah belah rakyat.

"Termasuk menghalalkan segala cara untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan, dan melakukan pembunuhan karater lawan politik, menyusup ke semua lini kekuasaan,” urainya.

Gatot Nurmantyo tidak secara gamblang menyebut PKI kembali muncul di era kekinian. Tapi dia mengurai bahwa ciri-ciri PKI sudah bisa dirasakan masyarakat Indonesia.

Secara politik, sambungnya, sudah terlihat adanya upaya adu domba di antara partai politik, masyarakat dan pemerintah, sehingga terjadi ketegangan sosial.

"Mendukung jabatan presiden seumur hidup. Mencari dukungan kepada negara komunis besar, 48 Soviet, 65 China, atau membiarkan pengaruh negara komunis menguasai RI,” lanjut Gatot Nurmantyo.

"Dari masa ke masa, kita merasakan bersama-sama fitnah, adu domba, pecah belah, dan menghalalkan segala cara termasuk membunuh TNI, ulama, dan orang Islam untuk meraih kekuasaan menjadi ciri dari gerakan PKI,” sambungnya.

Gatot mengingatkan agar bukti sejarah yang telah disampaikannya tidak dianggap angin lalu.sinpo

Komentar: