BPIP : Apartur Negara Harus Menjadi Public Speaker Bumikan Pancasila
SinPo.id - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo menghadiri Acara Pendidikan dan Pelatihan Teknik Publik Speaking yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Benny menyatakan bahwa dalam Dunia yang sedang mengalami Era Industri 4.0 dibutuhkan Public Speaker yang Efektif.
"Public Speaker harus yang jujurserta berpatokan pada data dan fakta serta senantiasa menjaga nilai nilai Pancasila khususnya pada masa dan masyarakat yang lebih mementingkan kecepatan dan kebombastisan informasi , dibanding konten Positif dan bertujuan baik," kata Benny dalam keterangannya yang diterima Kamis (23/9).
Pada Era digital seperti saat ini Benny menambahkan ada perubahan paradigma mengenai Informasi, di mana di era digital tidak lagi mengutamakan kualitas serta kedalaman narasi yang memiliki dampak baik bagi masyarakat, tetapi informasi yang lebih mengutamakan kecepatan.
"Masuknya wacana pada masyarakat tanpa memandang benar atau salah maupun Manfaat dari informasi tersebut , hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan sekaligus tantangan bagi Para Public Speaker khususnya yang merupakan aparatur negara," lanjut Benny.
Budayawan ini juga menegaskan bahwa dalam era revolusi industri 4.0 terjadi pergeseran paradigma komunikasi.
"Sekarang komunikasi lebih menitikberatkan kepada alat digital yang canggih dan berteknologi tinggi ,di era ini manusia sering lupa bahwa komunikasi , tetaplah hal penyampaian informasi yang berjalan seperti biasa dimana ketika informasi disampaikan,maka akan mendapat reaksi pada pihak yang menerima," katanya.
Dalam era yang mengutamakan kecepatan dan kebombastisan informasi aksi dan reaksi ini cenderung berjalan kearah yang kasar, tidak sopan, dan tidak bertanggung jawab.
Hal ini menurut Benny menjadi tidak disadari manusia sekarang menjadi alat dari tehnologi dan bukan sebaliknya hal ini terjadi karena masyarakat gagal menjaga kecerdasan literasi dan nilai nilai kehidupan yang diwujudkan oleh Pancasila.
"Masyarakat terlalu dikendalikan oleh alat dan gadget sehingga tidak disadari manusia hanya menjadi manusia satu dimensi,kita hanya pengguna dan tidak punya kebijakan literal dan kekritisan terhadap gadget yang kita miliki ,maka dengan mudah hoaks menjadi standard berpikir dan bertindak dari masyarakat," lanjutnya.
Sedihnya konten arus utama masyarakat Indonesia sendiri sekarang terjebak pada narasi bohong,sensasi dan hoaks hal ini terjadi karena konten konten tersebutlah yang dianggap menarik dan memiliki nilai tukar dan nilai kemenarikan yang tinggi oleh media.
"lingkaran setan Media dan Masyarakat inilah yang membuat Narasi negatif,hoaks dan berita bohong sulit ditanggulangi di Indonesia," Pungkas Benny.
Benny berharap sungguhnya diperlukan kemampuan dari pihak yang berwenang untuk dapat memberikan kontra narasi yang singkat,jelas,menarik dan berisi nilai nilai positif. Sehingga dapat meredam konten bernuasa negatif yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Publik harus dapat dipengaruhi dengan baik hingga tidak lagi terjebak pada berita hoaks, narasi bohong dan konten yang tidak pantas di alam maya.
Aparat pemerintah dan pemangku kebijakan juga dapat menjalin komunikasi dengan para penggiat media sosial agar pemerintah dan pembuat kebijakan selalu memiliki pihak penetral yang dapat mencegah miskomunikasi dalam sosialisasi kebijakan apalagi dalam masa revolusi Industri 4.0 yang lebih berprinsip pada kecepatan penyampaian informasi adalah raja,bukan isinya," ujarnya.
Hal tersebut rentan menyebabkan misinterpretasi dan miskomunikasi tanpa menyadari bahwa pemberi dan penerima informasi masih manusia yang mungkin sekali terjebak dalam salah pengertian.
Karenanya Aparat pemerintah sebagai Publik Speaker dari Para pengambil Kebijakan harus mulai lagi menggali nilai nilai luhur yang telah ditanamkan Bapak bangsa Pendahulu kita dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia ,bukan hanya sebatas Jargon dan Slogan saja .
"Pancasila harus jadi dasar kehidupan dan berperilaku bagi Bangsa Indonesia, seperti pengamalan sila Pertama yang menegaskan bahwa Kedaulatan ada di tangan Tuhan. Karena jika kita takut Tuhan maka kita akan menjaga integritas sebagai pengamalan nilai nilai Ketuhanan.
Para Publik Speaker Pemerintahan kata Benny harus dapat menyadarkan bahwa Bangsa Indonesia harus mulai merefleksikan dan menghabituasikan Pancasil. "Yaitu membiasakan untuk memiliki kerangka berfikir yang Berlandaskan Pada nilai nilai Pancasila Kita semua harus mulai membangun Kesadaran bahwa Nilai Pancasila merupakan Ideologi Bangsa Indonesia," tegasnya.
Sebagai penutup Benny berpesan bahwa Pancasila harus dapat menjadi Living and Walking Ideologi dari bangsa Indonesia yang hanya dapat diraih dengan benar benar melaksanakan Nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila. Karenanya Selama Pancasila belum menjadi payung sistem maka sistem hanya tergantung kalah dan menang bukan kemaslahatan bangsa.
"Jika pancasila mau diaktualisasikan secara benar benar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka kita harus memahami sudut pandang dan sejarah bangsa. Kita juga harus mulai belajar mencari dan memilah hal mana yang substansial , memutus dan menghentikan yang reaktif dalam menghadapi suatu masalah serta terus belajar dan menghayati Nilai Pancasila," ucap dia.
"Pada Akhirnya Untuk menjadi Publik Speaker yang Efektif kita harus memiliki Logos atau ilmu berkomunikasi yang efektif, Pathos yaitu memahami apa dan siapa audience kita serta memiliki Ethos yaitu memiliki nilai kerja dan Profesionalisme," sambungnya .
GALERI | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
GALERI | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OPINI | 2 hari yang lalu