BPIP : Apartur Negara Harus Menjadi Public Speaker Bumikan Pancasila

Laporan: Tisa
Kamis, 23 September 2021 | 07:00 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP  Romo Benny Susetyo
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo

SinPo.id - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP  Romo Benny Susetyo menghadiri Acara Pendidikan dan Pelatihan Teknik Publik Speaking  yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan  Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Benny menyatakan bahwa dalam Dunia yang sedang mengalami Era Industri 4.0 dibutuhkan Public Speaker yang Efektif.

"Public Speaker harus yang jujurserta berpatokan pada data dan fakta serta senantiasa menjaga nilai nilai Pancasila khususnya pada masa dan masyarakat yang lebih mementingkan kecepatan dan kebombastisan informasi , dibanding konten Positif dan bertujuan baik," kata Benny dalam keterangannya yang diterima Kamis (23/9).

Pada Era digital seperti saat ini Benny menambahkan ada perubahan paradigma  mengenai  Informasi,  di mana di era digital tidak lagi mengutamakan kualitas serta kedalaman narasi yang memiliki dampak baik bagi masyarakat, tetapi informasi yang lebih mengutamakan  kecepatan.

"Masuknya wacana pada masyarakat tanpa memandang benar atau salah maupun Manfaat dari informasi tersebut , hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan sekaligus tantangan bagi Para Public Speaker khususnya  yang merupakan aparatur negara," lanjut Benny.

Budayawan ini juga menegaskan bahwa dalam era revolusi industri 4.0 terjadi pergeseran paradigma komunikasi.

"Sekarang komunikasi  lebih menitikberatkan kepada  alat digital yang canggih dan berteknologi tinggi ,di era ini manusia  sering lupa bahwa komunikasi , tetaplah hal penyampaian informasi yang berjalan seperti  biasa dimana ketika informasi disampaikan,maka akan mendapat reaksi pada pihak yang menerima," katanya.

Dalam era yang mengutamakan kecepatan dan kebombastisan informasi aksi dan reaksi ini cenderung berjalan kearah yang kasar, tidak sopan, dan tidak bertanggung jawab. 

Hal ini menurut Benny menjadi tidak disadari manusia sekarang menjadi alat dari tehnologi dan bukan sebaliknya hal ini terjadi karena masyarakat  gagal menjaga kecerdasan literasi dan nilai nilai kehidupan yang diwujudkan oleh Pancasila.

"Masyarakat terlalu dikendalikan oleh alat dan gadget sehingga tidak disadari manusia hanya menjadi manusia satu dimensi,kita hanya pengguna dan tidak punya kebijakan literal dan kekritisan terhadap gadget yang kita miliki ,maka dengan mudah hoaks menjadi standard berpikir dan bertindak dari masyarakat," lanjutnya.

Sedihnya konten arus utama masyarakat  Indonesia sendiri  sekarang terjebak pada narasi bohong,sensasi dan hoaks hal ini terjadi karena konten konten tersebutlah yang dianggap menarik dan  memiliki nilai tukar dan nilai kemenarikan yang tinggi oleh media.

"lingkaran setan Media dan Masyarakat inilah yang membuat Narasi negatif,hoaks dan berita bohong sulit ditanggulangi di Indonesia," Pungkas Benny.

Benny berharap sungguhnya diperlukan kemampuan dari  pihak yang berwenang untuk dapat memberikan kontra narasi yang singkat,jelas,menarik dan berisi nilai nilai positif. Sehingga dapat meredam konten bernuasa negatif yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa. 

"Publik harus dapat dipengaruhi dengan baik hingga tidak lagi terjebak pada berita hoaks, narasi bohong dan konten yang tidak pantas di alam maya. 

Aparat pemerintah dan pemangku kebijakan juga dapat menjalin komunikasi  dengan para penggiat media  sosial agar pemerintah dan pembuat kebijakan selalu memiliki  pihak penetral yang dapat  mencegah miskomunikasi dalam sosialisasi kebijakan apalagi dalam masa revolusi Industri 4.0 yang lebih berprinsip pada kecepatan penyampaian informasi adalah raja,bukan isinya," ujarnya.

Hal tersebut rentan menyebabkan misinterpretasi dan miskomunikasi tanpa menyadari bahwa pemberi dan penerima informasi masih manusia yang mungkin sekali terjebak dalam salah pengertian.

Karenanya Aparat pemerintah sebagai Publik Speaker dari Para pengambil Kebijakan  harus mulai lagi menggali nilai nilai luhur yang telah ditanamkan Bapak bangsa Pendahulu kita dengan menjadikan Pancasila sebagai  dasar kehidupan bangsa Indonesia ,bukan hanya sebatas Jargon dan Slogan saja . 

"Pancasila harus jadi dasar kehidupan  dan berperilaku bagi  Bangsa Indonesia, seperti pengamalan sila Pertama yang menegaskan bahwa Kedaulatan ada di tangan Tuhan. Karena jika kita  takut Tuhan maka kita akan menjaga integritas sebagai pengamalan nilai nilai Ketuhanan.

Para Publik Speaker Pemerintahan kata Benny harus dapat menyadarkan bahwa Bangsa Indonesia harus mulai merefleksikan dan menghabituasikan Pancasil. "Yaitu membiasakan untuk memiliki kerangka berfikir yang Berlandaskan Pada nilai nilai Pancasila Kita semua harus mulai membangun Kesadaran bahwa Nilai Pancasila merupakan Ideologi  Bangsa Indonesia," tegasnya.

Sebagai penutup Benny berpesan bahwa Pancasila harus dapat menjadi Living and Walking Ideologi dari bangsa Indonesia yang hanya dapat diraih dengan benar benar melaksanakan Nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila. Karenanya  Selama Pancasila belum menjadi payung sistem maka sistem hanya tergantung kalah dan menang bukan kemaslahatan bangsa. 

"Jika pancasila mau diaktualisasikan secara benar benar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka kita harus memahami sudut pandang dan sejarah bangsa.  Kita juga harus mulai belajar mencari dan memilah hal mana yang substansial , memutus dan menghentikan  yang reaktif dalam menghadapi suatu masalah serta terus belajar dan menghayati Nilai Pancasila," ucap dia.

"Pada Akhirnya Untuk menjadi Publik Speaker yang Efektif kita harus memiliki Logos atau ilmu berkomunikasi yang efektif, Pathos yaitu memahami apa dan siapa audience kita serta memiliki Ethos yaitu memiliki nilai kerja dan Profesionalisme," sambungnya .sinpo

TAG:
BPIP
Komentar: