Peringatan BMKG! Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Ke Depan

Laporan: Vera
Kamis, 16 September 2021 | 15:25 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati/Ist
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati/Ist

SinPo.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan di wilayah Indonesia terutama Pulau Jawa dan Sumatra. Potensi terjadi cuaca ekstrem itu tidak hanya di wilayah Jabodetabek.

"Sebetulnya tidak hanya di Jakarta atau juga Jabodetabek, tetapi juga Banten kemudian sebagian Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Dan sebetulnya di Sumatra seperti di Jambi, Riau, Sumatra Selatan, dan Lampung juga berpotensi harus diwaspadai," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulis, dikutip dari media sosial resmi BMKG, Kamis (16/9).

Dwikorita kemudian menjelaskan soal penyebab terjadinya cuaca ekstrem di Indonesia. 

"Hal ini dipengaruhi oleh adanya fenomena Madden Julian Oscillation. Dan gelombang di ekuator yang terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik dan kepulauan Indonesia," kata Dwikorita.

"Sehingga terjadilah pergerakan awan-awan kumpulan, awan-awan hujan dari Samudra Hindia menuju ke Samudra Pasifik melintasi kepulauan Indonesia dan selama kurang lebih dari 1 minggu ini awan-awan tersebut sudah memasuki wilayah Indonesia terutama di bagian barat, nanti bergerak ke tengah dan akhirnya menuju ke timur dan meninggalkan Indonesia," sambung dia.

Dwikorita pun mengingatkan agar masyarakat Indonesia waspada terhadap potensi hujan sepekan ke depan.

"Jadi diprediksi dalam sepekan ini wilayah Indonesia akan mengalami peningkatan intensitas hujan khususnya. Dan khususnya untuk hari ini atau 3 hari kedepan adalah di wilayah yang kami sebutkan," terang dia.

Meskipun begitu, Dwikorita mengatakan intensitas hujan yang BMKG prediksi tidak berlangsung lama.

"Artinya durasinya tidak lama, tidak seperti banjir Jabodetabek awal tahun 2020 itu kan durasinya beberapa jam. Kalau saat ini karena masa pancaroba, transisi dari musim kemarau ke musim hujan jadi durasinya tidak berlangsung lama, tapi intensitasnya tinggi," papar dia.

Namun, kata Dwikorita, untuk wilayah-wilayah yang memiliki kemiringan cukup signifikan atau curam berpotensi untuk mengalami longsor.

"Dan juga wilayah-wilayah dekat bantaran sungai ataupun cekungan yang lahannya sudah mengalami penurunan daya resap air berpotensi untuk mengalami banjir. Meskipun tidak separah yang pernah terjadi di bulan Januari tahun 2020 yang lalu," jelas dia.sinpo

Komentar: