Cegah Varian MU, PKS: Tutup Pintu untuk WNA!

Oleh: Riri
Selasa, 14 September 2021 | 23:10 WIB
Ilustrasi virus corona/Net
Ilustrasi virus corona/Net

SinPo.id - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher mendukung langkah pemerintah  memperketat akses masuk bagi WNA dari sejumlah negara untuk mencegah masuknya Varian Of Interest (VOI) seperti MU dkk.

“Jika diperlukan, pemerintah jangan ragu  menutup akses masuk sementara. Keselamatan rakyat yang terancam karena masuknya varian baru harus diutamakan dari kepentingan apapun,"  kata Netty dalam keterangan media, Senin (13/09/2021).

Menurut Centers for Control Disease and Prevention (CDC), varian virus yang masuk kategori ini menyebabkan peningkatan klaster kasus Covid-19. Saat ini varian MU sendiri sudah ditemukan di 46 negara termasuk di negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang dan Hongkong. 

Menurut Netty, varian MU dkk ini masih dalam pantauan  dan diduga akan menimbulkan reaksi yang lebih parah pada pasien yang terinfeksi ketimbang virus corona lainnya.

“Saat ini varian MU memang belum terdeteksi di Indonesia,  tapi tidak ada jaminan keadaan akan terus aman. Apalagi varian ini dapat  menyebabkan reaksi yang lebih parah. Pemerintah harus lebih ketat  dalam skrining, karantina  dan  monitoring  terhadap WNA maupun WNI dari luar negeri. Jangan sampai terjadi  imported case  sebagaimana pada kasus  varian delta,  yang memicu lonjakan kasus,"  katanya kemudian.

Selain itu, Wakil Ketua Fraksi PKS ini menegaskan, pemerintah  harus meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing, yaitu pemeriksaan sampel  virus  guna  mengetahui kode genetik varian dan  mutasinya.

"Saat ini genome sequencing kita baru di angka 5.000 sampai 6.000. Sementara negara-negara lain, genome sequencing-nya sudah ada di angka  puluhan dan bahkan ratusan ribu pemeriksaan. Pemerintah harus segera meningkatkan pemeriksaan ini  agar dapat  memantau perkembangan  varian yang ada," ungkapnya.

Netty juga mengusulkan agar pemerintah membuka opsi vaksin booster kepada kelompok masyarakat rentan, terutama  lansia yang memiliki penyakit penyerta.

“Ini penting, mengingat ada dugaan  varian MU ini mampu menurunkan efikasi vaksin. Kelompok rentan seperti lansia berpotensi  terpapar kembali. Oleh karena itu perlu  diberikan vaksin booster  seperti yang diterima oleh nakes," kata Netty.

Netty menambahkan, opsi ini lebih cocok dipilih daripada membuka opsi vaksin  booster berbayar sebagaimana pernyataan pemerintah beberapa waktu sebelumnya.sinpo

Komentar: