Bobol Lagi! DPR Minta Pemerintah Serius Lindungi Situs Dan Data Strategis

Laporan: Vera
Senin, 13 September 2021 | 18:08 WIB
Anggota DPR RI Komisi I, Sukamta/Net
Anggota DPR RI Komisi I, Sukamta/Net

SinPo.id - Data kementerian dan lembaga di Indonesia diduga kembali dibobol. Pelakunya adalah hacker China yang mengaku sebagai Mustang Panda. 

Menyikapi kembali bobolnya data Kementerian dan Lembaga, anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan dan informasi, Sukamta menyatakan bahwa pemerintah harus serius melindungi situs dan data-data strategis.

"Bobolnya data kementrian dan lembaga ini harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah khususnya BSSN dan Kominfo untuk menjaga dan melindungi dunia siber kita. Sejak lama saya sudah khawatir, ketika data-data dunia bisnis dan kesehatan bocor, bukan berarti bidang politik tidak ada kebocoran. Ini hanya soal waktu saja, kapan akan terungkap kebocoran datanya," ujar Sukamta, Senin (13/9).

Doktor lulusan Inggris ini meyakini bahwa serangan hacker di bidang politik lebih kuat daripada ekonomi, kesehatan dan sosial.

Menurut Sukamta harus dilakukan evaluasi, kemudian pembenahan tata kelola data dan dunia siber di Indonesia secara menyeluruh.

"Pengamanan situs dan data di Indonesia harus diseriusi oleh pemerintah. Kasus pembobolan jutaan data telah berulang kali namun pemerintah dalam hal ini Kominfo sebagai kementrian leading sector yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi seperti macan ompong. Aumannya kencang tapi tidak bisa menggigit," ucap dia.

"Kasus penipuan online, pembobolan jutaan data seperti angin lalu tak jelas arahnya. Kominfo sebatas bisa memblokir situs-situs porno, judi, penipuan, SARA dan lain-lain," sambung Sukamta.

Sebuah catatan lain juga diberikan oleh Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini yaitu mengenai maraknya serangan hacker berasal dari China. 

Menurutnya, serangan secara massif di berbagai negara yang menjalin kerjasama ekonomi seperti Indonesia saat ini penting untuk diperhatikan.
 
"Indonesia bekerjasama dengan China di bidang ekonomi, namun menjadi aneh ketika data-data strategis di Kementrian dan Lembaga di sasar oleh hacker China. Apakah ini murni peretasan untuk tujuan prestise dan ekonomis bagi nama kelompok hacker ataukah peretasan ini terjadi secara terstruktur dengan tujuan selain ekonomi," terang Sukamta.

"Spionase oleh Mustang Panda ini kemungkinan juga bukan satu-satunya upaya pembobolan data-data strategis, bisa jadi ada yang lain, namun belum terungkap. Maka tugas BSSN ialah menangkalkan dan mengungkap setiap spionase data strategis Indonesia agar kasus-kasus pembobolan data bisa tuntas,” dalam pesan tertulisnya Senin, (13/9). "Bila ditemukan ini spinonase yang direncanakan, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah China," sambung dia.
 
Sebelumnya, The Record berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman siber milik Recorded Future menyatakan bahwa grup hacker mustang Panda adalah kelompok hacker dengan aksi spionase siber di Asia Tenggara. 

Insikt menemukan bahwa pada bulan April 2021, ada malware PlugX dari Mustang Panda di dalam jaringan pemerintah Indonesia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI