BIN Dan 9 Kementerian/Lembaga Diduga Disusupi Hacker China

Laporan: Riri
Senin, 13 September 2021 | 10:10 WIB
Ilustrasi hacker/Net
Ilustrasi hacker/Net

SinPo.id - Peretas China diduga telah menembus jaringan internal setidaknya sepuluh kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk komputer Badan Intelijen Negara (BIN).

Dugaan adanya penyusupan itu terungkap dari laporan Insikt Group, divisi penelitian ancaman Recorded Future. Menurut laporan tersebut, penyusupan ke jaringan internal BIN dikaitkan dengan Mustang Panda , aktor ancaman China yang dikenal dengan kampanye spionase dunia maya yang menargetkan kawasan Asia Tenggara.

Masih seperti dilansir dari The Record, Peneliti Insikt Group telah memberitahu pihak berwenang Indonesia tentang penyusupan tersebut pada Juni tahun ini dan kemudian lagi pada bulan Juli. Namun, pejabat tidak merespon laporan tersebut

BIN, yang merupakan target paling sensitif yang dikompromikan dalam kampanye, tidak membalas permintaan komentar yang dikirim oleh The Record pada Juli dan Agustus.

Sebuah sumber yang akrab dengan penyelidikan mengatakan kepada The Record bulan lalu bahwa pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan membersihkan sistem yang terinfeksi.

Beberapa hari kemudian, peneliti Insikt mengonfirmasi bahwa host di dalam jaringan pemerintah Indonesia masih berkomunikasi dengan server malware Mustang Panda.

Berita tentang upaya spionase dunia maya yang mengganggu ini muncul ketika Indonesia dan China telah membangun kembali hubungan diplomatik yang erat setelah hampir mencapai konflik bersenjata beberapa tahun sebelumnya,  terutama karena sengketa wilayah laut.

Saat ini sebagai investor terbesar kedua di Indonesia, China telah bergabung dengan provinsi-provinsi di Indonesia selama dua tahun terakhir untuk memfasilitasi peningkatan perdagangan dan lebih lanjut pelaksanaan Belt and Road Initiative , sebuah inisiatif kebijakan luar negeri untuk berinvestasi di negara-negara tetangga dalam rangka membangun ikatan politik dan perjanjian perdagangan yang langgeng.

Tetapi investasi ini tidak selalu disambut baik. Beberapa negara melihat Belt and Road Initiative sebagai kuda Troya bagi ekonomi mereka.

Sejak tahun 2013, ketika China mengumumkan Belt and Road Initiative, kelompok spionase siber sering menargetkan negara-negara di mana China berencana untuk berinvestasi sebagai bagian dari proyek ini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI