Kebijakan Taliban Belum Menggembirakan Bagi Hak Perempuan
SinPo.id - Pasca menguasai Afghanistan, sejumlah aktivitas publik seperti fasilitas pendidikan sudah dimulai Taliban. Walau begitu, belum bisa bisa disebut menggembirakan dari kebijakan Taliban sejak menguasi Kabul.
Demikian disampaikan Ketua Umum Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah (IKALUIN) TB Ace Hasan Syadzily dalam seminar daring bertema 'Taliban, Radikalisme Global dan Masa Depan HAM Perempuan Indonesia' pada Sabtu (11/9).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu mengatakan, salah satu hal yang menjadi perhatian adalah segresi atau pemisahaan diantara laki-laki dan perempuan.
"Sekolah memang sudah dibuka, tetapi ada segresi diantara laki-laki dan perempuan," ujar Ace dalam seminar daring bertema 'Taliban, Radikalisme Global dan Masa Depan HAM Perempuan Indonesia' pada Sabtu (11/9).
Bukan hanya di fasilitas pendidikan, kata Ace, kesetaraan di antara laki-laki dan perempuan yang diharapkan terjadi di Afghanistan, nyatanya juga tidak terjadi pada kepala daerah di negara itu.
"Kepala daerah perempuan di Afghanistan juga mengalami perlakuan yang tidak sesuai dengan semangat kesetaraan," katanya.
Ace mengatakan, kebijakan-kebijakan Taliban sejak mengusasai Kabul, belum bisa disebut menggembirakan. Setidaknya, jika melihat bagaimana perempuan mendapatkan haknya.
"Tanda-tanda tersebut tentu memberikan satu sinyal kepada kita semua, Afghanistan sampai saat ini di bawah kekuasaan Taliban belum ada tanda-tanda menggembirakan terutama bagi hak-hak perempuan," ujar Ace dilansir dar RMOLID.
Hadir sebagai pembicara dalam acara itu mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, wartawan senior Teguh Santosa, dan akademisi Siti Ruhaini Dzuhayatin.
Vidio lengkap webinar Afghanistan:

