Alvin Lie: Di Tengah Wabah Corona, Ganti Warna Pesawat Kepresidenan Bukan Hal Mendesak

Laporan: Lilis
Kamis, 05 Agustus 2021 | 11:44 WIB
Pesawat Kepresidenan sebelum dan sesudah ganti warna/net
Pesawat Kepresidenan sebelum dan sesudah ganti warna/net

SinPo.id - Langkah pemerintah mengecat pesawat kepresidenan di tengah pandemi Covid-19 dengan mengubah warna pesawat bukan kebutuhan mendesak.

Demikian disampaikan Pengamat Penerbangan Alvin Lie, kepada SinPo, Rabu (4/8)

Alvin mengatakan Pemerintah harus mempunyai sense of crisis di tengah pendemi ini, hal yang tidak mendesak harusnya ditangguhkan.

"Disaat negara sedang hadapi pandemi dan krisis ekonomi, Pemerintah seharusnya menunjukkan sense of crisis. Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan. Anggaran difokuskan pada penanggulangan pandemi," kata Alvin.

Alvin sarankan agar istana terbuka mengenai biaya serta proses tender cat ulang pesawat  kepresidenan sebagai bentuk transparansi.

"Daripada jadi gunjingan dan spekulasi publik, sebaiknya pihak Istana terbuka tentang biaya serta proses tender cat ulang pesawat kepresidenan. Ini bagian dari transparansi dan akuntabilitas anggaran," ujar Alvin.

Alvin menyampaikan dalam checklist C-Check, pesawat dengan  4000 - 6000 jam operasi tidak ada kewajiban cat ulang pesawat. Menurutnya, tidak terkait kelaikterbangan dan keselamatan. Cat pesawat murni untuk estetika saja.

"Dalam D-Check, karena pesawat harus bongkar total, memang lazimnya sekalian cat ulang karena pesawat sudah dioperasikan 24 ribu sampai dengan 40 ribu jam," tuturnya.

"Saya yakin pesawat Kepresidenan belum mencapai D-Check yang biayanya bisa jutaan USD," terang Alvin

Alvin tetap mendorong bahwa tidak tepat bila  Pemerintah melakukan cat ulang pesawat Kepresidenan. Disaat kondisi negara ini sedang menghadapi multi krisis.

"Saat ini negara kita sedang hadapi multi krisis. Selain pandemi juga krisis ekonomi dam sosial yang timbul akibat pandemi," ujarnya.

"Jangan berdalih bahwa anggaran telah tersedia. Anggaran tersedia tidak harus dibelanjakan. Bisa dihemat, kembali ke kas negara. Dapat dialihkan untuk kebutuhan yang lebih mendesak," demikian Alvin Lie.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI