Pengamat: Lalat Politik, Cara Moeldoko Kambing Hitamkan Pihak Lain

Laporan: Ria
Senin, 12 Juli 2021 | 08:50 WIB
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko/Net
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko/Net

SinPo.id - Pernyataan lalat politik dari Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dipandang sebagai kambing hitam dengan selalu menyalahkan pihak lain atas ketidakmapuan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

Begitu kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, kepada redaksi SinPo, Senin (11/7).

"Wajar jika banyak pihak termasuk rakyat banyak mengkritik pemerintah. Itu ,karena penanganan pandemi yang kebijakannya selalu berubah-ubah dan nggak jelas, membuat masyarakat banyak yang jadi korban," tegas Ujang.


Digambarkan Ujang,  jika penangsnsn pemerintah mengantipasi kasus Covid -19 ini dengan baik, seperti menutup pintu Bandara Internasional untuk orang asing, tentunya varian Delta tidak akan menulari banyak masyarakat Indonesia, sehingga pandemi Covid-19 dapat terantisipasi dengan baik.

Kenyataannya, kata Ujang,  pemerintah gagap dalam menangani Covid-19, sehingga rakyat yang banyak menjadi korban.

Masyarakat lanjut Ujang, memang harus gotong royong dan juga menerapkan protokol kesehatan, namun disamping itu pemerintah harus bertanggung jawab atas melonjaknya kasus Corona. 

Dalam analisis Ujang, pernyataan Moeldoko menyebut lalat politik hanya digunakan agar Pemerintah tidak disalahkan dalam penanganan pandemi dan juga menyerang lawan politik yang sering kritik Pemerintah. 

"Agar pemerintah tak disalahkan. Dan untuk menyerang lawan - lawan politik yang sering mengkritik soal pandemi," ucap dia. 

Saat seperti ini,  kata Ujang, pemerintah jangan selalu mencari kambing hitam dan menyalahkan pihak lain, seharusnya Pemerintah lebih instropeksi diri, itu hal yang lebih baik dan lebih penting dilakukan. 

"Jangan selalu mencari kambing hitam dan selalu menyalahkan pihak lain. Instrospeksi diri kedalam itu lebih baik dan lebih penting," tuturnya. 

Dalam pandangan Ujang, pengkritik pemerintah itu harus diapresiasi, karena untuk mengkoreksi dan mengingatkan kesalahan  kebijakan, namun ada saja pihak yang terganggu oleh hal tersebut.

Ujang menambahkan, jika penangan pendemi telah di rasa bagus dan hebat, rakyat pun tidak akan mengkritik Pemerintah. 

"Tidak mengganggu. Hanya ada pihak yang merasa terganggu saja. Justeru mereka yang mengingatkan pemerintah itu perlu diapresiasi, karena untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Jika penanganan pandeminya bagus dan hebat, rakyat juga tak akan ada yang mengkritik,"  demikian Ujang. 

Sebelumnya, Kepala Staf Presiden Moeldoko mengingatkan sejumlah pihak agar tidak menjadi lalat politik yang akan menganggu konsentrasi dalam penanganan darurat Covid-19.

Pernyataan Moeldoko tersebut ditujukan kepada orang-orang yang menggaungkan pesimisme Indonesia bisa keluar dari pandemi Covid-19 yang sangat kental muatan politis.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI