Langka, DPR: Perlu Kebijakan Extra Ordinary Pasokan Oksigen
SinPo.id - Anggota Komisi IX DPR yang membidangi kesehatan, Kurniasih Mufidayati meminta pemerintah melakukan segala upaya untuk penyediaan oksigen yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat.
Hal ini menyusul kelangkaan oksigen dan munculnya spekulan dengan menjual harga tabung maupun pengisian dengan harga jauh diatas harga wajar.
Pemerintah kata Mufida harus mendorong pengusaha yang bergerak di bidang produksi tabung oksigen dan produksi serta distribusi oksigen untuk melakukan mobilisasi total untuk penyediaan bagi masyarakat.
Alokasi oksigen untuk industri saat ini harus dialihkan untuk kebutuhan medis baik di rumah sakit, klinik, Puskesmas maupun di masyarakat.
"Pemerintah harus dorong swasta produsen dan distributor oksigen terlibat penuh dalam mendukung penyediaan oksigen untuk kebutuhan penanganan pasien covid-19. Asosiasi pengusaha seperti APINDO, KADIN dan asosiasi produsen dan distributor gas dan oksigen harus diajak langsung untuk memenuhi kebutuhan oksigen ini," ujar Mufida dalam keterangannya, Minggu (4/7).
Kata Mufida, jika perlu pemerintah buat kebijakan agar rantai pasok oksigen sampai ke konsumen masyarakat lebih dipangkas, tidak lagi melalui agen atau distributor kecil. Namun langsung melalui distributor utama.
"Lakukan semacam operasi pasokan langsung ke masyarakat dan faskes yang membutuhkan untuk penanganan pasien covid-19. Perlu kebijakan extra ordinary dalam situasi darurat sepert ini," tuturnya
Mufida menuturkan alokasi oksigen untuk industri harus dialokasikan untuk kepentingan medis dan kemanusiaan.
Menurutnya, produsen oksigen harus prioritaskan produksinya sampai 90%-100% untuk mendukung kebutuhan oksigen untuk medis .
Mufida juga meminta BUMN juga secara total membantu penyediaan oksigen untuk kebutuhan penanganan medis ini.
"BUMN harus menjadi yang terdepan dalam situasi darurat oksigen ini," kata dia.
Anggota DPR dari Fraksi PKS ini juga meminta pemerintah mengawasi kenaikan harga tabung oksigen dan perlengkapannya dan pengisian oksigen yang mulai tidak wajar.
"Saya mendapatkan informasi kalau harga sudah meningkat tidak wajar, sampai 500%. Harga tabung yang biasa 500 ribu melonjak sampai 2,5 juta," ucap Mufida.
Karena itu, ia meminta pemerintah mengerahkan TNI dan Polri untuk mengawasi kenaikan harga ini dan menindak spekulan yang menjual harga tabung maupun menetapkan harga pengisian oksigen jauh diatas harga wajar.
"Fungsi pengawasan harga dan ketersediaan oksigen ini harus dilakukan juga dalam masa PPDB Darurat," tutur Mufida.
"Jangan sampai masyarakat yang sudah mendapat musibah akibat terpapar covid-19 mendapatkan masalah lagi karena kelangkaan dan mahalnya tabung oksigen," sambungnya.
<!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_210704_185152_315.sdocx-->

