Utang Menggunung, Chusnul Mar'iyah: Kok Bisa Ada Ide Presiden Tiga Periode?
SinPo.id - Pandangan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari yang nampak menyudutkan Islam sebagai sumber pembelahan saat Pemilihan presiden dinilai berbahaya.
Demikian disampaikan pakar politik Universitas Indonesia Chusnul Mar'iyah saat diskusi Zoominari Kebijakan Publik Narasi Institute, Jumat (25/6), kemarin.
Mantan komisooner KPU RI ini kemudian merujuk pada sejarah sebagian besar bangsa Indonesia adalah kerajaan Islam dan Kesultanan Islam. Chusnul justru melihat saat momentum Pilpres justru aspirasi kelompok Islam dianggap politik identitas yang merusak tatanan politik negara.
"Seolah sumber pembelahan karena Islam padahal sebagian besar bangsa Indonesia ini dahulu adalah kerajaan-kerajaan Islam dan Kesultanan-kesultanan Islam tapi saat ini ketika pemilu ada aspirasi Islam maka seolah-olah distigma sebagai politik identitas yang buruk," ujar Chusnul Mariyah.
Chusnul yang merupakan akademisi dan juga kader Muhammadiyah ini, persoalan kepemimpinan adalah masalah besar bangsa Indonesia.
"Saat ini persoalan utama dari negeri ini adalah persoalan Leadership dan yang paling bertanggungjawab atas krisis leadership tersebut adalah partai politik dan media,” terangnya .
Ia mengaku heran dengan adanya ide tiga periode disaat utang menggunung, indeks korupsi meningkat dan indeks demokrasi menurun.
"Utang menggunung, indeks korupsi meningkat dan indeks demokrasi menurun, Kok bisa ada ide presiden tiga periode. Itu ide darimana?' ujar Chusnul Mariyah dikutip dari Kantor Berita RMOLBanten.
Turut hadir dalam webinar tersebut,beberapa pembicara seperti pakar ilmu politik, Chusnul Mariyah; pakar media LP3ES, Wijayanto; serta pakar hukum, Chudry Sitompul dan Guru Besar Ekonomi IPB Prof Didin S Damanhuri.

