Transaksi Digital Bank bjb Meroket di Masa Pandemi Covid-19
SinPo.id - Pandemi covid-19 yang masih berlangsung tampaknya memberi pengaruh pada kinerja transaksi digital industri perbankan. Hal tersebut juga dialami oleh Bank bjb yang mengaku juga mengalami peningkatan layanan transaksi digitalnya seiring dengan perilaku masyarakat yang juga mulai beralih ke digital imbas dari pandemi ini. Pada periode Desember 2020-Juni 2021, perusahaan mencatat adanya peningkatan untuk transaksi bjb Digi mencapai 117,4 persen.
Direktur Utama Bank bjb, Yuddy Renaldi mengatakan, pada 2020, Bank bjb berhasil memperoleh berbagai persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun BI dalam hal sistem pembayaran digital. Platform digital yang dikembangkan Bank bjb telah diapprove dan terbukti lolos sejumlah tes yang diperlukan.
"Pada saat yang bersamaan, terjadilah pandemi. Jadi dalam periode shifting transaksi perbankan konvensional menuju digital tersebut, Bank bjb memperoleh berkah karena berhasil tumbuh dengan pesat," tutur Yuddy dalam talkshow Money Talks Power Lunch : Digitalisasi BPD di CNBC Indonesia, pada Kamis, (24/6).
Perlu diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi uang elektronik pada Mei mencapai Rp23,7 triliun atau meningkat 57,38 persen year on year (YoY). Bank bjb terus mencermati hal tersebut demi mengembangkan layanan digital Bank bjb. Berbagai inovasi dalam bertransaksi terus disiapkan bank dengan kode emiten BJBR tersebut.
Teranyar, inovasi yang diluncurkan Bank bjb adalah bjb LAKU. bjb LAKU merupakan aplikasi yang berfungsi mempermudah calon nasabah untuk mendapat akses pembiayaan dari seluruh Segmen Kredit UMKM bank bjb. Program ini diperuntukkan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama para pelaku UMKM yang tengah membutuhkan akses pembiayaan kredit. bjb LAKU dapat berperan meningkatkan kapasitas usaha para pelaku UMKM.
Yuddy mengatakan, Bank bjb, saat ini juga telah mengadopsi sistem pembayaran berbasis QRIS, yakni QR Code Indonesian Standard sebagai moda transaksi digital yang mudah dan praktis. Jumlah merchant yang tergabung dalam sistem pembayaran QRIS Bank bjb juga melesat selama pandemi.
"Ekosistem QRIS merchant kami tumbuh eksponensial, meningkat hampir 20 kali lipat dari Desember 2020 hingga pertengahan Juni 2021. Selain itu, fee based income dari transaksi e-channel Bank bjb juga tumbuh hingga 54,25 persen year on year," urainya.
Menurut Yuddy, Bank bjb memiliki kesempatan luas untuk terus mengembangkan produk digital bankingnya. Terlebih karena ekosistem yang dimiliki di Jawa Barat dan Banten memiliki potensi tinggi untuk dioptimalkan, mengingat ±1/5 penduduk Indonesia berada di dua wilayah tersebut.
"Tahun 2021 ini menjadi tahun di mana kami berupaya memberikan kemudahan-kemudahan pada para nasabah setelah kami melakukan transformasi di awal 2020 dengan kemunculan berbagai platform. Arah bank bjb untuk memperkuat ekosistem digital di Jabar sudah on the track. Mudah-mudahan (transaksi digital) bisa terus menjadi secondary backbone dalam penerimaan fee-based income kami," harapnya.
Yuddy menambahkan, hal yang menjadi tantangan dalam mewujudkan masyarakat cashless dan melek transaksi digitala adalah literasi dan edukasi masyarakat harus terus diyakinkan bawa transaksi melalui QRIS adalah hal yang aman.
"Literasi apsek security ini harus terus kita lakukan pada masyarakat, bahwa QRIS adalah alat pembayaran yang aman," pungkas Yuddy.

