Partisipasi Pemilih Terendah, Ebrahim Raeisi Menangkan Pilpres Iran 2021

Laporan: sinpo
Minggu, 20 Juni 2021 | 08:01 WIB
Kepala Kehakiman Ebrahim Raeisi, memenangkan suara mayoritas pada pada Pilpres Iran/Majid Asgaripour/WANA via Reuters
Kepala Kehakiman Ebrahim Raeisi, memenangkan suara mayoritas pada pada Pilpres Iran/Majid Asgaripour/WANA via Reuters

SinPo.id - Ebrahim Raeisi memenangkan pemilihan presiden Iran.  Ebrahim Raeisi dinyatakan keluar sebagai pemenang dalam pemilihan presiden Iran, Jumat (18/6).

Walau begitu, kemenangan Ebrahim tidak dibarengi partisipasi pemilih. Sebaliknya jumlah pemilih tahun ini tercatat sebagai yang terendah dalam sejarah negara itu.

Pengumuman kemenangan Reisi disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Iran, Rehman Fazli, pada Sabtu (19/6) sore waktu setempat.

"Raeisi mengumpulkan 17,92 juta suara atau 61,9 persen dalam jajak pendapat hari Jumat, mengalahkan tiga saingannya dengan kemenangan telak," kata Fazli seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Tiga kandidat termasuk mantan kepala IRGC Mohsen Rezai berada di urutan kedua dengan 3,4 juta suara (11,7 persen), diikuti oleh mantan bankir top Abdol-Nasser Hemmati dengan 2,4 juta (8,3 persen) dan mantan wakil ketua parlemen Ghazizadeh Hashemi dengan sekitar 1 juta suara (3,4 persen).

Hasil awal menunjukkan bahwa Raeisi memimpin dengan 17,8 juta suara, diikuti oleh Rezaei dengan 3,3 juta, Hemmati dengan 2,4 juta dan Hashemi dengan 1 juta suara.

Kementerian Dalam Negeri mencata jumlah pemilih tahun ini hanya 48,8 persen, mengalahkan rekor terendah sebelumnya.

Jumlah pemilih terendah dalam pemilihan presiden Iran pasca revolusi 1979, terjadi Pilpres 1993 dengan hanya 50,6 persen suara, ketika Hashemi Rafsanjani mengalahkan saingan konservatifnya Ahmed Tavakkoli.

Tingkat partisipasi pemilih yang rendah jelas telah merusak peluang kandidat reformis, yang sudah mundur setelah didiskualifikasinya kandidat reformis kunci dalam proses pemeriksaan.

Kampanye Raeisi didorong oleh diskualifikasi tokoh-tokoh reformis senior, termasuk wakil Presiden Hassan Rouhani yang akan keluar, Ishaq Jahangiri, serta meningkatnya ketidakpuasan kepada pemerintah.

Kesengsaraan ekonomi, termasuk inflasi yang tinggi, penurunan pendapatan, turbulensi pasar valas, dan salah urus krisis Covid-19 adalah beberapa masalah yang diangkat oleh kaum konservatif, termasuk Raeisi selama kampanye pemilihan.

Raeisi akan mengambil alih kursi kepemimpinan dari Rouhani pada 3 Agustus, ketika pemerintah yang berkuasa menyelesaikan dua masa jabatannya.

Menurutt Konstitusi Iran, seorang kandidat dilarang mencalonkan diri untuk ketiga kalinya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI