Profil Singkat dari Pendidikan hingga Karier Politik Bambang Soesatyo

Laporan: Vera
Rabu, 21 April 2021 | 10:30 WIB
Bambang Soesatyo. (Foto: Instagram @bambang.soesatyo)
Bambang Soesatyo. (Foto: Instagram @bambang.soesatyo)

sinpo, Jakarta - Bambang Soesatyo saat ini menjabat sebagai Ketua MPR RI. Pria yang lahir di Jakarta, 10 September 1962 ini juga merupakan pengusaha Indonesia.

Sebelum menjabat sebagai Ketua MPR, pria yang karib disapa Bamsoet ini juga pernah menjadi Ketua DPR RI.

Sebagai anggota Partai Golkar, ia terpilih menjadi anggota legislatif nasional pada Pemilu 2009 silam.

Pada 15 Januari 2018, Golkar memilihnya untuk menggantikan Setya Novanto, yang mengundurkan diri sebagai Ketua DPR di tengah penyelidikan dugaan korupsi.

Dibesarkan dalam keluarga militer, Bamsoet menempuh pendidikannya di sekolah negeri di Jakarta. Mulai dari SDN 8, SMPN 49, lalu SMAN 14.

Dilansir dari berbagai sumber, usai tamat SMA pada 1981, Bamsoet mendaftar di Akademi Akuntansi Jayabaya di Jakarta Timur. Selama studinya, ia memimpin Senat Mahasiswa akademi. 

Setelah lulus pada 1985, ia menyelesaikan kursus pra-MBA di Institut Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (IPPM) di Jakarta, kemudian memperoleh gelar Sarjana Administrasi P[ublik dari Universitas Terbuka pada1988.

Bamsoet memperoleh gelar dalam bidang manajemen perusahaan dari Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia pada 1992 setelah menyelesaikan MBA di Institut Manajemen Newport Indonesia pada 1990.

Selama masa studinya, ia aktif di organisasi kemahasiswaan. Salah satunya, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), berafiliasi dengan Golkar, yang saat itu merupakan partai politik Soeharto yang berkuasa.

Bambang menikah dengan Lenny Sri dan memiliki delapan anak. Dia mengumpulkan kendaraan mewah termasuk Tesla Model X, yang dia laporkan pada 2016 sebagai dua sepeda motor Harley-Davidson dan sepuluh mobil, senilai Rp18 miliar (sekitar US$ 1,35 juta), dibandingkan dengan total aset yang dilaporkan sebesar Rp 62 miliar (US$ 4,66 juta).

Jenjang Karier

Karier Bamsoet mulai bekerja di kantor akuntan publik pada 1984, namun menjadi editor pada tahun berikutnya dan menjadi jurnalis pada 1986. 

Ia kemudian bekerja di divisi keuangan melakukan pemrosesan data elektronik sebelum kembali ke penerbitan, menjadi manajer pemasaran majalah Vista hingga 1992.

Bamsoet juga menempati posisi satu tahun sebagai dosen antara 1991 dan 1992. Setelah menjadi pemimpin redaksi Info Bisnis dan Suara Karya, ia menjadi direktur sebuah perusahaan kayu dan menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan lain.

Karier politik Bamsoet dimulai setelah empat kali gagal mendapatkan kursi (termasuk 1997, 1999, dan 2004), ia mendapatkan kursi di DPR setelah Pemilu 2009, di mana ia mencalonkan diri di dapil Jawa Tengah VII —meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjar, dan Kebumen.

Setelah dilantik, Bamsoet ditugaskan di Komisi III bidang hukum, HAM dan keamanan. Kemudian, ia menjadi bagian dari panitia khusus yang menyelidiki dana talangan kontroversial senilai Rp 6,7 triliun untuk Bank Century, yang diberikan selama krisis keuangan 2007-2008, yang melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan kemudian Wakil Presiden Boediono.

Usai terlibat dalam skandal korupsi senilai $170 juta, Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR pada akhir 2017. 

Ketua Umum baru Partai Golkar, Airlangga Hartarto lantas mengangkat Bamsoet sebagai Ketua DPR yang baru dan dilantik pada 15 Januari 2018. Anggota parlemen Golkar Kahar Muzakir menggantikannya sebagai ketua Komisi III. 

Pada 2019, Bamsoet mencalonkan diri kembali dalam Pemilu dan memperoleh 57.235 suara, menjadikannya satu-satunya calon dari kabupaten yang berafiliasi dengan Golkar.

Kemudian pada Oktober 2019, Bambang terpilih secara aklamasi sebagai Ketua MPR. Pada Agustus 2020, ia mengusulkan legalisasi kepemilikan pistol 9 milimeter dan amunisi untuk pertahanan diri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI