New Delhi Kunci Wilayah Lantaran Kasus COVID-19 Tinggi

Laporan: Vera
Selasa, 20 April 2021 | 17:45 WIB
Wilayah Ibu Kota India, New Delhi memberlakukan penguncian wilayah akibat tingginya kasus COVID-19. (Foto: Twitter @Reuters)
Wilayah Ibu Kota India, New Delhi memberlakukan penguncian wilayah akibat tingginya kasus COVID-19. (Foto: Twitter @Reuters)

sinpo, Jakarta - Wilayah Ibu Kota India, New Delhi memberlakukan penguncian wilayah selama enam hari mulai Senin malam, 19 April 2021 karena kasus harian COVID-19 di seluruh negeri mencapai rekor baru. Selain itu, sistem kesehatan juga kerepotan menangani beban infeksi baru.

Rumah-rumah sakit India sedang berjuang dengan kekurangan tempat tidur, oksigen, dan obat-obatan penting karena infeksi melewati angka 15 juta.

Dengan angka tersebut, India menjadi negara  dengan kasus COVID-19 kedua tertinggi setelah Amerika Serikat.

"Sistem kesehatan Delhi tidak dapat menerima lebih banyak pasien dalam jumlah besar," kata Kepala Menteri Arvind Kejriwal dalam jumpa pers virtual, dilansir Reuters melalui Antara, Selasa, 20 April 2021.

"Jika penguncian tidak diterapkan sekarang, situasinya akan melampaui kendali," sambung dia.

Menurut Kejriwal, hanya ada kurang dari 100 tempat tidur perawatan kritis yang tersedia di New Delhi, kota yang berpenduduk lebih dari 20 juta orang.

Infeksi harian COVID-19 di India melonjak ke rekor 273.810 kasus pada Senin. Kematian naik rekor 1.619 menjadi 178.769 orang.

Delhi menambah deretan sekitar 13 negara bagian lain di seluruh negeri yang telah memutuskan untuk memberlakukan pembatasan melalui jam malam atau penguncian di kota mereka, termasuk negara bagian terkaya di India, Maharashtra, dan negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat. 

Di Gujarat, kota industri Ahmedabad juga bergulat dengan kekurangan tempat tidur.

Kritik telah meningkat atas bagaimana pemerintahan Modi telah menangani gelombang kedua pandemi India, dengan festival keagamaan dan rapat umum pemilihan dihadiri oleh ribuan orang.

Hingga Senin, India telah memberikan hampir 123,9 juta dosis vaksin -- terbanyak di dunia setelah AS dan China, meskipun peringkatnya jauh lebih rendah jika dilihat secara vaksinasi per kapita.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI