Demokrat Versi KLB Sumut Sebut SBY dan AHY Bangun Narasi Menyesatkan

Laporan: Lilis
Senin, 29 Maret 2021 | 12:07 WIB
SBY (Dok. Instagram sbylovers)
SBY (Dok. Instagram sbylovers)

sinpo, Juru Bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa Sumut Muhammad Rahmad mengatakan SBY dan AHY melalui corong-corong juru bicaranya selama ini telah membangun narasi yang menyesatkan. Misalnya, menuduh Pemerintahan Presiden Jokowi atau istana terlibat.

"Menuduh Bapak Moeldoko membeli Partai Demokrat sehingga SBY menyampaikan dalam keterangannya bahwa Partai Demokrat Not For Sale dan tuduhan tuduhan lainnya yang sama sekali tidak berdasar," katanya dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).

Melalui pernyataan terbuka di akun instagram dan juga bisa dilihat secara terbuka oleh semua pihak termasuk Bapak Presiden Jokowi tentunya, ia menyebutkan Moeldoko menjelaskan beliau dipinang oleh kader se-Indonesia untuk menyelamatkan Partai Demokrat. Menyelamatkan partai dari pengelolaan sewenang-wenang dan menyelamatkan partai dari penyusupan ideologis radikal yang dapat merusak masa depan demokrasi Indonesia. 

"Pernyataan Pak Moeldoko ini juga menjawab tuduhan-tuduhan SBY dan AHY selama ini yang tidak berdasar. Juga menjelaskan kepada publik bahwa SBY dan AHY serta pengikutnya telah menebar berita tidak benar dan menfitnah Pak Moeldoko," katanya.

Menurutnya, ini sungguh cara-cara yang sangat bertentangan dengan etika agama dan etika berdemokrasi di Indonesia. Ia sangat menyayangkan itu, yang semestinya, tuduhan-tuduhan fitnah itu tidak perlu terjadi. Apalagi dari seorang mantan presiden republik indonesia. 

"Semasa SBY menjadi Presiden, kita akui paham radikal tumbuh subur dan seakan akan mendapat tempat di Indonesia. Efek negatifnya kita rasakan sekarang, dimana intoleran berkembang, penyebaran hoaks meraja lela dan tuduhan-tuduhan dan fitnah menjadi halal dan mudah sekali memutar balikkan fakta. Yang kasihan adalah masyarakat luas yang disuguhi informasi yang menyesatkan," katanya.

Ia menambahkan ketika organisasi-organisasi radikal itu dibubarkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi, kami mendeteksi bahwa mereka mencari tempat berlindung diantara ke dalam Partai Demokrat. Setidaknya, kelompok radikal itu merasa nyaman dg Partai Demokrat. Apalagi jika dikasih ruang utk masuk kedalam legislatif, maka itu akan membahayakan masa depan Indonesia. 

"Oleh karena itulah, Pak Moeldoko bersedia memimpin partai demokrat dengan segala resiko yang harus dihadapi. Demi masa depan demokrasi, demi masa depan Indonesia agar partai demokrat terhindar dari pengaruh radikal yang akan membahayakan masa depan bangsa dan negara," katanya.

Ia mengatakan jika paham radikal berlindung di dalam partai demokrat disebut omong kosong oleh pendukung SBY dan AHY, itu sah sah saja. Silahkan saja. Mereka tentu berusaha membela diri. 

"Yang kita lihat adalah fakta sejarah dimana kelompok radikal saat ini berusaha mencari tempat berlindung dan kelihatannya kelompok radikal itu nyaman berada dibelakang bayang bayang SBY," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI