Moeldoko Terima "Curhatan" Diaspora Indonesia di AS, Ini Isu yang Dibahas

Laporan: Tisa
Selasa, 23 Maret 2021 | 12:31 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko Bersama ratusan diaspora Indonesia di Amerika Serikat dalam program KSP Mendengar. Kegiatan berlangsung secara online dari Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (23/3). (Foto: Randy Putra Nugraha).
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko Bersama ratusan diaspora Indonesia di Amerika Serikat dalam program KSP Mendengar. Kegiatan berlangsung secara online dari Gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (23/3). (Foto: Randy Putra Nugraha).

sinpo, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menerima audiensi para diaspora atau warga negara Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat secara virtual dari Situation Room Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (23/3/2021). Sebanyak lebih dari 100 partisipan diaspora dari berbagai wilayah di Amerika Serikat dengan beragam profesi hadir pada pertemuan tersebut.

Salah satu pertanyaan dari diaspora yang dijawab oleh Moeldoko datang dari Midiyanto, seorang pegiat seni asal Wonogiri yang tinggal di Berkeley. Midiyanto yang mewakili seniman tradisi di desa pelosok memaparkan bagaimana sulitnya untuk mencari nafkah di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, katanya, para pekerja seni tradisi ingin Pemerintah memberikan ruang untuk pentas secara virtual.

Menanggapi pernyataan tersebut, Moeldoko mengatakan bahwa persoalan pekerja seni sudah beberapa kali dibahas dalam Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo.  menyadari bantuan sosial bagi pekerja seni belum sepenuhnya merata.

“Untuk itu, kami akan segera ambil tindakan. Nanti kami sampaikan ke Kementerian/Lembaga terkait agar para pekerja seni bisa menggelar pentas secara virtual,” tutur Moeldoko.

Peserta lainnya yakni Mayasari Efendi yang berdomisili di Indiana mempertanyakan respon KSP terkait kasus yang dialami tim bulutangkis pada ajang All England.

Moeldoko yang pernah diusung jadi Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyayangkan dan ikut prihatin terhadap nasib tim bulutangkis Indonesia. Menurut Moeldoko, hal ini sangat berkaitan dengan kebanggan sebuah negara. Apalagi, katanya, Indonesia sudah beberapa kali merajai ajang All England.

“Hal-hal seperti ini akan dievaluasi Pemerintah. Jangan sampai terjadi lagi,” kata Moeldoko.

Selain itu, sebagian besar diaspora di Amerika Serikat juga menyampaikan kerinduannya untuk bisa pulang ke Indonesia. Daniel, yang sudah tinggal di Amerika Serikat sejak 1974, menyampaikan bahwa sebelum pandemi dirinya bisa dua kali pulang ke Indonesia. Dia pun mempertanyakan, apakah para WNI di Amerika Serikat sudah bisa pulang ke Indonesia tanpa harus karantina, mengingat beberapa WNI sudah mendapat vaksinasi di Amerika Serikat.

Namun, Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Abraham Wirotomo mengatakan bahwa aturan saat ini bagi diaspora yang akan pulang ke Indonesia harus melalui karantina minimal lima hari.

“Adapun untuk yang sudah divaksin masih dalam pembahasan. Yang jelas, kami berharap pandemi semakin terkendali sehingga secara bertahap bisa membuka kepulangan WNI di luar negeri,” jelas Abraham.

Adapun Monica yang mewakili Amerika Bersatu dan penggagas audiensi diaspora di AS dengan KSP menegaskan, pihaknya rutin menggelar dialog bersama para diaspora dengan mengangkat tema kebangsaan. Melalui cara ini, Monica meyakinkan bahwa para diaspora di Amerika Serikat tetap mengikuti perkembangan di Indonesia dan ingin berkontribusi dalam kemajuan Indonesia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI