Seruan Cinta Produk Lokal, BPIP: Ini Momentum Wujudkan Kemandirian

Laporan: Tisa
Sabtu, 06 Maret 2021 | 09:32 WIB
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo (Foto: bpip.go.id)
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo (Foto: bpip.go.id)

sinpo, JAKARTA - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo mengatakan, di tengah krisis kesehatan pandemi COVID-19, ancaman krisis ekonomi dan pangan setelah himbauan dari Food and Agriculture Organization yang melanda dunia, mungkin akan sulit melakukan impor dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. 

Kondisi ini bisa dijadikan momentum untuk mewujudkan kemandirian produksi sandang, pangan, dan papan kita. Namun, dalam mewujudkan itu dibutuhkan tindakan nyata melalui gotong royong. Gotong royong antara pemerintah dengan masyarakat, dan sesama masyarakat. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Jakarta, Kamis (05/03/2021) juga menegaskan pusat perbelanjaan harus terus didorong untuk memberikan ruang bagi produk-produk Indonesia khususnya UMKM. 

"Presiden menjelaskan, populasi penduduk Indonesia sangat besar yaitu mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Oleh karena itu, produk lokal yang menjadi unggulan harus ditempatkan dengan maka strategis Karenanya jika produk atau brand lokal yang diunggulkan dan menjadi konsumsi publik tentu saja dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Benny melalui keterangan pers, Jumat (05/03/2021).

Seruan Jokowi yang menggaungkan cinta produk dalam negeri, lanjutnya, seharusnya menjadi arah kebijakan dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri karena bangsa dikarunia kekayaan alam yang luar biasa.

"Serta dilimpahi dengan bermacam-macam varian makanan, buah-uahan , sumbet daya manusia yang luar biasa. Ini momentum kita mengembalikan kedaulatan ekonomi dalam memenuhui kebutuhan pangan, sandang dan teknologi," ungkap dia.

Hal ini ditegaskan oleh  pendiri bangsa Ir. soekarno. Poinnya adalah ekonomi berdikari adalah ekonomi yang akarnya adalah kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat adalah kunci membuka pintu untuk mencapai keadilan sosial. 

"Keadilan sosial dicapai melalui jalan Trisakti, yaitu kedaulatan politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," ucapnya.

Seruan presiden ini, kata dia, menjadi momentum mengembalikan kembali roh pancasila dalam praksis ideologi yakni mencintai bangsa berarti mencintai produk dalam negeri. 

Orientasi kebijakan pemerintah harus diarahkan seruan presiden dengan memprioritas produk dalam negeri dalam kebutuhan pembangunan. Diharapan gerakkan ini akan mampu memperkuat daya saing bangsa ini untuk mampu menjadi bangsa yang mandiri dalam memenuhui kebutuhan dasar.

"Kemandirian yang juga bisa mulai dibangun adalah di bidang teknologi dan kesehatan. Hampir semua negara melakukan penelitian besar-besaran untuk menemukan vaksin dan obat bagi penderita COVID-19," imbuhnya.

Indonesia juga telah melakukan hal yang sama. Mungkin inilah saatnya Pancasila dalam tindakan dilakukan dalam hal mendukung riset yang dilakukan oleh ilmuan Indonesia. Inovasi dan daya cipta anak bangsa, harus didukung dalam tindakan nyata. 

"Melalui dukungan dana dan fasilitas riset yang memadai. Sehingga illmuan bidang kesehatan di Indonesia bisa mengembangkan inovasinya untuk menemukan alat kesehatan, vaksin dan obat-obatan," ungkapnya.

Kemandirian industri dan kesehatan nasional, kata Romo Benny hanya bisa terwujud dengan tindakan nyata mendukung fasilitasi riset di bidang kesehatan, dan juga bidang yang lain.

"Seperti pertahanan, pertanian, peternakan dan lainnya. Kemandirian ini yang kemudian bisa menambah posisi kepercayaan diri Bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional," kata dia.

Ia menegaskan, kemandirian jangan diartikan sempit dengan tindakan mengisolasi diri. Sebaliknya, kemandirian sebagai upaya untuk membangun kepercayaan diri bangsa dalam pergaulan internasional setara dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. 

"Dalam upaya mewujudkan kemandirian, tentunya kita memerlukan gotong royong dengan bangsa dan negara lain dalam posisi yang setara," ungkapnya.

Potensi yang dimiliki bangsa ini, menurutnya, luar biasa untuk mrnggerakkan unit usaha kecil sebagai soko guru ekonomi rakyat. Roda ekonomi berputar di unit usaha rakyat akan mengurangi jumlah penganguran karena produk dalam negeri memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk asing. 

"Saatnya bangsa keluar dari lingkarang keperdulian akan merk asing menuju kepada kecintaan produk dalam negeri," tandasnya

BERITALAINNYA
BERITATERKINI